Mohon tunggu...
Muchammad Akbar Kurniawan
Muchammad Akbar Kurniawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hi...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benarkah Jika Teori Bruner Bisa Diterapkan di Model Pembelajaran Saat Ini?

30 Oktober 2023   19:52 Diperbarui: 30 Oktober 2023   20:07 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu contoh yang terkait dengan teori bruner adalah jika siswa ingin menjadi lebih terbuka untuk mencari informasi melalui dunia maya, yang boleh dilakukan secara legal, atau dengan bertanya kepada orang lain untuk mendapatkan pengetahuan tambahan. Selain itu, mereka dapat memperkaya pengetahuan mereka tentang masa lalu mereka dengan membaca buku-buku klasik (pustaka). Ini sesuai dengan gagasan Bruner tentang pembelajaran sains: kita tidak ingin membuat perpustakaan kecil tentang sains yang hidup, tetapi ingin membuat anak-anak kita berpikir secara matematis dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang tiba-tiba muncul dari diri seseorang itu adalah proses.

Tujuan frasa di atas adalah untuk menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran hanya dapat diuraikan secara ringkas dan dapat dicapai dengan cara yang berbeda oleh siswa yang mengikuti pelajaran yang sama. Dalam proses belajar discovery Bruner, jelas bahwa dia memberikan kebebasan sampai batas tertentu untuk menyelidiki secara individual atau kelompok dalam tanya jawab dengan guru, oleh guru, atau oleh siswa lain untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru mereka. Oleh karena itu, proses belajar penemuan jelas bahwa peran guru berbeda sekali. Ini berbeda dengan peran guru yang mengajar dengan metode ceramah klasik. Guru tidak memiliki kontrol yang signifikan atas proses belajar saat ini. Hal ini dapat dilihat dari peran seorang guru dalam belajar penemuan yang akan datang

Pertama, Merencanakan pelajaran sehingga berfokus pada masalah yang siswa harus ketahui, baik secara kelompok maupun secara individu.

Kedua, menyediakan materi pelajaran sebagai dasar untuk pemecahan masalah yang dibutuhkan siswa. Berisi menggunakan informasi palsu, menggunakan apa yang siswa sudah tahu, siswa akan merasa sanggsi dengan jawaban, yang menghasilkan hipotesis mereka, dan menemukan ide atau teori tentang masalah yang ada.

Ketiga, perhatikan tiga cara: enaktik (bersifat manupulatif), ikonik (bersifat latar belakang kemampuan internal siswa), dan simbolik.

Keempat, guru bertindak sebagai pembimbing (tutor) atau fasilitator siswa jika dilakukan di Labolatorium.

Kelima, setelah penarikan kesimpulan dari guru secara keseluruhan, menilai hasil belajar. memberi insentif kepada siswa untuk melakukan penyelidikan terus-menerus dan mempertimbangkan topik yang dianggap belum diketahui. memotivasi orang yang kurang beruntung dan memberikan penghargaan yang berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun