Mohon tunggu...
Muchammad Akbar Kurniawan
Muchammad Akbar Kurniawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hi...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jejak Genius: Menggali Teori Kognitif Jean Piaget dalam Pengembangan Kecerdasan Manusia

15 Oktober 2023   21:30 Diperbarui: 15 Oktober 2023   21:55 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Papa Alkha

Ketika berbicara dengan anak-anak, kita bisa melihat perubahan dalam cara mereka berpikir seiring bertambahnya usia. Mereka mungkin pertama kali melihat dunia dalam bentuk sederhana, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka mengembangkan pemahaman yang lebih kompleks tentang dunia dan bahasa. Hal tersebut merupakan salah satu contoh dari Teori Kognitif.

Selain teori Kognitif dari Albert Bandura, Ada juga Teori Kognitif yang dicetuskan oleh Jean Piaget. Jean Piaget lahir di Neuchatel, Swiss, pada tahun 1989. Dia dinamis, cerdas, dan religius, dan ayahnya mengajar sejarah abad pertengahan. 

Selama masa kanak-kanak, Piaget sangat menyukai alam sekitar; dia sangat menyukai melihat burung, ikan, dan makhluk lain yang ada di alam. Akibatnya, ilustrasi sains di sekolah sangat menginspirasinya. Ketika dia berusia 10 tahun, dia menerbitkan esai pertamanya tentang burung pipit albino di majalah Loodusteauds. Selain itu, Piaget mulai belajar tentang moluska dan menulis banyak esai tentangnya. Ketika ia berusia 15 tahun, ia mendapatkan pekerjaan sebagai kurator moluska di Museum Sejarah Alam Jenewa karena keahliannya dalam menulis. Dia menolak tawaran itu karena dia harus menyelesaikan sekolah menengah (Paul, 2006).

Jean Piaget. Sumber gambar : Larousse
Jean Piaget. Sumber gambar : Larousse

Pada usia 21 tahun, Piaget memperoleh gelar sarjana biologi dari Universitas Neuchatel pada tahun 1916. Dia menyelesaikan tesis tentang moluska dan memperoleh gelar doktor dalam bidang filsafat. Setelah menyelesaikan sekolah formal, Piaget ingin belajar psikologi di Zurich. Pada tahun 1919, dia meninggalkan Zurich dan pergi ke Paris. Ia tinggal di Universitas Sorbonne selama dua tahun dan belajar epistemologi, logika, dan psikologi klinis. Dia percaya bahwa studi filsafat yang mendalam membutuhkan pendekatan faktual untuk mendukung pemikiran spekulatif (Abdi, Syahri, & Fitriany, 2011).

Dia semakin tertarik pada biologi setelah belajar untuk waktu yang lama. Belakangan, ia berfokus pada perkembangan intelektual, yang mencakup fase perkembangan anak, dan membuat dampak besar pada konsep kognitif perkembangan kepribadian. Ahli biologi yang paling terkenal dengan pekerjaannya sebagai psikolog anak, Piaget menghabiskan banyak waktu mengamati anak-anak bermain dan bertanya tentang perilaku dan emosi mereka. Daripada mengembangkan teori sosialisasi yang lengkap, dia berkonsentrasi pada bagaimana anak-anak belajar, berbicara, berpikir, membuat keputusan, dan akhirnya membentuk penilaian moral. Anak-anaknya, yang lahir pada tahun 1925, 1927, dan 1931, pertama kali diperiksanya bersama istrinya Valentine Catenay, yang dinikahinya pada tahun 1923.

Buku The Origins of Intelligence in Children dan The Construction of Reality pada Anak memiliki bab-bab tahap sensorimotor di mana temuan mereka dipublikasikan. Menurut ahli biologi (Ibda, 2015), sejak kecil, dia memiliki kemampuan atau bakat khusus untuk memanipulasi benda-benda di lingkungannya. Fungsi ini, yang dilakukan oleh sensor motor, masih sangat mudah. Anak-anak pemahaman aktif menggunakan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan keseimbangan (Santorock, 2008). Skema Piaget mengatakan bahwa ketika anak-anak berusaha memahami dunia, otak mereka membuat skemata. Operasi mental atau representasi digunakan untuk mengatur informasi. Asimilasi pemahaman data baru terjadi ketika skema pengetahuan seseorang diperkaya dengan informasi baru.

Bayangkan seorang gadis berusia 8 tahun yang diajarkan untuk menggantung gambar di dinding dengan palu dan paku.Meskipun dia belum pernah melihat orang menggunakan palu, dia menyadari bahwa itu adalah benda yang dipegang, gagangnya dipukul untuk menggerakkan paku, dan dia biasanya dipukul beberapa kali. Ia sadar akan segalanya dan bertindak sesuai dengan rencana yang ada. Ini disebut asimilasi. Dia memegang palu yang berat di dekat bagian atasnya. Dia mengayun dengan begitu kuat sehingga kukunya terluka. Oleh karena itu, dia mengubah tekanan pukulannya. Kemampuannya untuk sedikit mengubah cara dia melihat dunia ditunjukkan oleh adopsi ini. Proses ini dikenal sebagai akomodasi.

Organisasi didefinisikan oleh Piaget sebagai mengelompokkan tindakan dan pikiran individual ke dalam struktur yang lebih besar.Untuk menjelaskan bagaimana anak-anak bergerak dari satu fase pemikiran ke fase berikutnya, Piaget menyarankan keseimbangan.Perubahan ini disebabkan oleh konflik kognitif yang terjadi pada anak-anak saat mereka mencoba memahami dunia. Mereka akhirnya menyelesaikan perselisihan mereka dan mencapai keseimbangan (Santrock, 2014).

Dalam Teori Kognitifnya, Jean Piaget mengkelompokkan kognisi berdasarkan umur manusia.

Pertama, usia 0-2 Tahun atau bisa disebut dengan tahapan sensormotorik. Tahapan ini mengkondisikan anak-anak usia 0-2 mengumpulkan pemahaman melalui indrawi. Anak akan merangsang otak dengan menyentuh, menghirup, melihat, mendengar, dan mengecap. Pada tahap ini anak memiliki refleks alami dan cenderung menyelidiki dunia nyata.Akibatnya, kemampuan anak sampai saat ini sangat terbatas pada perkembangan refleks dan kemampuan deteksi kelimanya.Selanjutnya, perkembangan refleks menjadi kecenderungan.pada awal perbaikan psikologis remaja ini. Anak-anak muda menjadi egosentris karena mereka tidak dapat mempertimbangkan kebutuhan, kebutuhan, atau kepentingan orang lain.

Kedua, usia 2-7 tahun atau tahapan pra operasional. Tahap ini anak-anak merasa terlepas dari kenyataan bahwa mereka masih sangat terbatas. Anak-anak juga masuk ke dalam lingkungan sosial.Pada fase ini, anak-anak mulai memiliki pilihan untuk memanfaatkan tugas mental yang tidak biasa. Selain itu, anak-anak muda dididik untuk egosentris karena mereka hanya siap untuk melihat masalah dari sudut pandang orang lain dan hanya berpikir dari perspektif mereka sendiri. Dia telah memesan sesuatu menggunakan satu elemen, misalnya, mengumpulkan barang merah meskipun ada bentuk lain (Amelia, 2020).

Pada titik ini, anak-anak mulai mengucapkan selamat datang kepada dunia melalui kata-kata dan gambar.Gambar dan kata-kata ini menunjukkan ekspansi dalam penalaran simbolik dan mengabaikan hubungan antara data nyata dan tindakan aktual, ditunjukkan oleh kualitas berikut: a) pemikiran transduktif atau setidaknya, sudut pandang yang tidak induktif atau rasional---tetapi tidak rasional b) Ketidakjelasan tentang keadaan dan hasil logis hubungannya, misalnya Anak-anak muda menganggap koneksi kausal tidak masuk akal (c) Animisme, yang berarti menganggap bahwa semua benda hidup secara independen d) Artifisialisme adalah kepercayaan bahwa semua makhluk iklim memiliki semangat yang mirip dengan manusia. e) Pola pemikiran anak-anak pada tingkat ini tidak anak-anak membuat keputusan tentang sesuatu yang membuatnya ingat apa yang dia dengar atau lihat.

Ketiga, Usia 7-11 atau tahap operasional konkret. Tahapan ini anak-anak memiliki kemampuan operasional substansial; mereka memiliki kemampuan intelektual untuk mencapai hal-hal yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh orang lain, dan mereka memiliki kemampuan untuk membalikkan aktivitas substansial tersebut. Pengelompokan sesuatu ke dalam berbagai subbagian dan identifikasi hubungannya sangat penting untuk kapasitas tahap fungsional substansial. Menurut Mu'min (2013), anak berusia tujuh tahun memulai tahap desentralisasi secara bertahap. 

Sebagian besar anak-anak dapat mengingat jumlah, panjang, dan ukuran item cairan. Kemungkinan bahwa satu jumlah akan berlanjut seperti sebelumnya terlepas dari apakah penampilan luarnya berubah adalah tanda memori yang disimpan di sini. Sebagai contoh, jika Anda menempatkan empat kelereng dalam wadah dan menyebarkannya di lantai, perhatian anak yang sedang dalam tahap praoperasi akan terfokus pada penyebaran kelereng dan akan mengakui bahwa jumlah telah bertambah. Anak-anak muda yang telah mencapai tahap operasional yang signifikan dengan cepat akan menyadari bahwa jumlah kelereng tetap 4.

Keempat, Lebih dari usia 11 tahun atau tahap operasional formal. Tahap perkembangan ini dapat disebut juga dengan pubertas. Mereka yang lebih muda berpikir lebih realistis, konsisten, dan optimis. Sarjana fungsional formal tidak hanya memiliki kemampuan untuk mengekstraksi, tetapi mereka juga memiliki kemampuan untuk meromantisasi dan berhenti sejenak untuk berpikir tentang hasil yang mungkin terjadi. Pada titik ini, anak-anak mulai menyelesaikan pemikiran spekulatif tentang kualitas ideal yang mereka butuhkan untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Gagasan fungsional formal juga menyatakan bahwa anak-anak dapat mengembangkan hipotesis logis tentang cara menangani masalah dengan cermat dan mencapai solusi (Malinda, 2020)

Itu tadi merupakan penjelasan dari Teori Kognitif dari Jean Piaget. Teorinya berfokus pada bagaimana anak-anak mengembangkan pemahaman mereka tentang dunia melalui proses-proses kognitif seperti asimilasi, akomodasi, dan tahap-tahap perkembangan seperti tahap sensorimotor, praoperasional, konkret operasional, dan formal operasional.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun