Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Efektivitas 99%: Apakah Vasektomi Layak Menjadi Pilihan Kontrasepsi Utama Pria?

25 September 2024   00:04 Diperbarui: 25 September 2024   00:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang berubah hanyalah sperma tidak lagi keluar bersama air mani. Banyak pria yang bahkan melaporkan peningkatan kualitas hidup seksual setelah vasektomi, karena mereka tidak lagi khawatir tentang kehamilan yang tidak diinginkan.

Proses Pemulihan yang Cepat

Meskipun vasektomi adalah prosedur bedah, pemulihan setelahnya relatif cepat dan minim komplikasi. Kebanyakan pria hanya merasakan sedikit rasa tidak nyaman, pembengkakan ringan, atau perdarahan kecil yang bisa diatasi dengan kompres dingin dan celana dalam ketat. Dalam hitungan hari, kamu sudah bisa kembali beraktivitas seperti biasa, meskipun dianjurkan untuk menghindari aktivitas berat selama beberapa minggu.

Risiko komplikasi serius sangat rendah, namun seperti prosedur medis lainnya, ada kemungkinan terjadinya infeksi atau hematoma. Oleh karena itu, memilih klinik dan dokter yang berpengalaman adalah langkah penting untuk meminimalkan risiko ini.

Kenapa Banyak Pria Masih Ragu?

Terlepas dari efektivitas dan minimnya efek samping, partisipasi pria dalam metode vasektomi di Indonesia masih sangat rendah. Hanya sekitar 0,21% pasangan usia subur yang memilih metode ini. Salah satu alasan utamanya adalah stigma sosial dan kurangnya edukasi mengenai prosedur ini. Di beberapa kalangan, vasektomi masih dianggap sebagai "pemadulan" atau penghilangan maskulinitas, yang tentunya tidak benar.

Selain itu, hukum agama juga memainkan peran penting. Di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa pada tahun 1979 yang menyatakan bahwa vasektomi haram karena dianggap sebagai bentuk sterilisasi. Meskipun demikian, ada ruang untuk diskusi yang lebih fleksibel dalam hal kesehatan reproduksi dan keluarga berencana di tengah perkembangan teknologi yang memungkinkan rekanalisasi (penyambungan kembali saluran sperma) jika dibutuhkan.

Apakah Vasektomi Layak Menjadi Pilihan Utama?

Jawabannya bergantung pada preferensi pribadi dan keputusan bersama pasangan. Vasektomi menawarkan solusi jangka panjang, efektif, dan minim risiko bagi pria yang sudah yakin tidak ingin memiliki anak lagi. Namun, penting juga untuk mempertimbangkan bahwa vasektomi sebaiknya dipandang sebagai metode kontrasepsi permanen. Meskipun ada prosedur rekanalisasi, keberhasilannya tidak dijamin.

Baca juga: Tanah Makam, Investasi Masa Depan

Bagi pasangan yang ingin membagi tanggung jawab dalam hal kontrasepsi, vasektomi bisa menjadi pilihan yang sangat relevan. Selain mengurangi beban perempuan dalam hal penggunaan pil atau alat kontrasepsi lainnya, vasektomi juga menghilangkan risiko kegagalan yang sering terjadi pada metode non-permanen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun