Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengapa Traveling Lebih Berharga daripada Sebuah Benda

24 September 2024   08:10 Diperbarui: 24 September 2024   08:32 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Wanita Traveller oleh Tirachard

Kamu pernah nggak, mendengar kalimat "Travel is the only thing you buy that makes you richer"? Kutipan ini sudah sering banget didengar, tapi sebenarnya apa sih yang membuat pengalaman travelling dianggap lebih berharga daripada benda-benda material seperti gadget terbaru atau barang mewah? Travelling sering kali jadi prioritas utama saat mengatur keuangan dan waktu. Yuk, kita bahas mengapa!

1. Kenangan yang Tak Lekang oleh Waktu

Benda-benda material punya batasan umur. Gadget bisa rusak, pakaian bisa ketinggalan tren, bahkan mobil mahal pun akan kehilangan nilainya. Tapi, kenangan dari perjalanan? Itu nggak akan pernah hilang. Pengalaman bertemu orang baru, menyaksikan keindahan alam, atau belajar budaya asing akan terus membekas dalam ingatan kita. Setiap kali kamu mengingat pengalaman travelling, kamu nggak cuma teringat akan tempat-tempat indah, tapi juga emosi dan pembelajaran yang kamu dapatkan di sana.

2. Travelling Menyadarkan Kita akan Makna Hidup

Berada di tempat yang jauh dari keseharian sering kali memberi kita perspektif baru. Mungkin saat travelling ke negara lain, kamu jadi tersadar bahwa kebahagiaan nggak selalu berkaitan dengan kekayaan atau benda-benda material. Melihat bagaimana orang lain hidup dengan cara yang sederhana namun tetap bahagia bisa menginspirasi kita untuk lebih menghargai hal-hal kecil dalam hidup. Travelling memberi kita ruang untuk refleksi dan menemukan apa yang benar-benar penting dalam hidup.

Baca juga: Puncak Kian Sesak: Overtourism, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?

3. Pertumbuhan Pribadi yang Tak Ternilai

Benda material nggak bisa menantangmu atau membuatmu berkembang seperti travelling. Saat kamu berhadapan dengan bahasa baru, rute yang membingungkan, atau bahkan situasi yang nggak terduga, kamu dipaksa untuk berpikir cepat dan beradaptasi. Pengalaman-pengalaman inilah yang membuat kita lebih kuat, lebih mandiri, dan lebih percaya diri. Nggak ada barang material yang bisa menggantikan pelajaran hidup yang didapat dari berani keluar dari zona nyaman.

4. Pengalaman Travelling Menyatukan Kita dengan Orang Lain

Berapa kali kamu membeli barang dan merasakannya sebagai sesuatu yang eksklusif, hanya untuk dirimu sendiri? Sementara itu, pengalaman travelling sering kali menjadi momen yang bisa kamu bagi dengan orang lain. Baik itu dengan teman, pasangan, atau bahkan orang asing yang kamu temui di perjalanan, travelling membuka peluang untuk terhubung dengan orang lain. Cerita yang kamu dapatkan dari pengalaman travelling bisa kamu bagi kepada banyak orang, dan ini memperkaya relasimu dengan mereka.

5. Nilai Emosional yang Lebih dalam

Sebuah studi menunjukkan bahwa pengalaman yang kita alami lebih memengaruhi kebahagiaan jangka panjang dibandingkan dengan kepemilikan benda. Kenapa? Karena pengalaman memiliki nilai emosional yang lebih dalam. Mengingat perjalanan ke pantai eksotis, menaklukkan gunung tertinggi, atau menyusuri jalanan kota tua memberikan perasaan kepuasan dan kebahagiaan yang bertahan lama. Sementara itu, barang-barang material cenderung memberikan kepuasan sementara yang mudah hilang begitu kita terbiasa dengan kehadirannya.

6. Memperkaya Perspektif dan Membuka Wawasan Baru

Dengan travelling, kamu nggak hanya berpindah tempat, tapi juga membuka mata terhadap perbedaan budaya, cara hidup, dan kebiasaan orang lain. Pengalaman ini memperkaya cara pandangmu terhadap dunia. Kamu jadi lebih memahami keberagaman, lebih toleran, dan bahkan mungkin lebih bijaksana dalam menghadapi perbedaan. Sebaliknya, benda material cenderung membuat kita terjebak dalam zona nyaman tanpa memberi kita kesempatan untuk bertumbuh secara intelektual atau emosional.

7. Menyisakan Cerita dan Pengalaman untuk Dikenang

Barang material mungkin terlihat keren untuk sesaat, tapi nggak ada yang bisa menggantikan serunya bercerita tentang petualangan-petualanganmu di masa depan. Saat duduk bersama teman atau keluarga, cerita perjalanan selalu punya tempat istimewa. Mulai dari kisah lucu hingga momen penuh makna, pengalaman travelling selalu bisa membuat percakapan lebih hidup dan bermakna.

Baca juga: Sejarah dan Misteri Gunung Api Purba Nglanggeran: Warisan Geologi Jutaan Tahun

Penutup

Jadi, kalau kamu sedang mempertimbangkan apakah akan membeli barang mewah atau pergi travelling, ingatlah bahwa pengalaman dari perjalanan adalah investasi yang tak ternilai. Pengalaman tersebut nggak hanya membuat kita "kaya" secara emosional, tapi juga memberikan kebahagiaan yang bertahan lama. Di luar sana, ada dunia luas yang menunggu untuk kamu jelajahi---dan setiap sudutnya menawarkan sesuatu yang nggak bisa diberikan oleh benda material.

So, ready for your next adventure?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun