deepfake porn", tetapi di Korea Selatan, ini sudah menjadi ancaman yang nyata. Negara ini sedang menghadapi situasi darurat terkait pornografi digital yang menyebar melalui deepfake, teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menggantikan wajah seseorang dalam video atau gambar yang vulgar. Teknologi ini berkembang begitu cepat, dan sayangnya, sering kali dimanfaatkan untuk tujuan yang merugikan, terutama dengan menyasar para wanita dan selebritas.
Kamu mungkin belum pernah mendengar tentang istilah "Deepfake Porn: Bagaimana Semua Dimulai?
Di Korea Selatan, masalah ini sudah sangat meresahkan. Dengan mudahnya akses teknologi AI, banyak orang tak bertanggung jawab yang menciptakan video porno palsu menggunakan wajah orang yang tidak bersalah. Video-video ini seringkali diunggah ke situs-situs dewasa tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari korbannya. Kasus ini mulai terungkap saat muncul ribuan video deepfake yang beredar, menargetkan tidak hanya selebritas, tetapi juga wanita-wanita biasa.
Kecepatan penyebaran video deepfake ini menjadi masalah besar. Dalam hitungan jam, sebuah video bisa dilihat oleh ribuan bahkan jutaan orang. Dan meski korban berusaha melaporkan atau menghapus video tersebut, video serupa bisa muncul kembali di platform yang berbeda.
Mengapa Korea Selatan?
Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan konektivitas internet tercepat di dunia. Hal ini menjadikannya tempat subur bagi perkembangan teknologi digital, termasuk deepfake. Ironisnya, dengan kemajuan teknologi ini, muncul pula celah untuk penyalahgunaan. Tidak hanya soal teknologinya, budaya masyarakat yang sangat fokus pada penampilan fisik dan status sosial juga ikut berperan. Bagi banyak korban, hanya rumor tentang keterlibatan mereka dalam video semacam itu bisa menghancurkan karier dan kehidupan sosial mereka.
Selain itu, Korea Selatan juga memiliki sejarah kelam terkait eksploitasi digital. Kamu mungkin pernah mendengar tentang kasus "Nth Room", di mana ribuan wanita dan anak perempuan dipaksa untuk terlibat dalam video pornografi yang kemudian dibagikan di grup chat Telegram. Kasus ini menunjukkan betapa mudahnya teknologi digital digunakan untuk menyalahgunakan orang lain.
Baca juga: Kematian Akibat Kelaparan: Bagaimana Sistem Sosial Kita Gagal Melindungi yang Rentan?
Pemerintah dan Tindakan Hukum
Pemerintah Korea Selatan mulai menyadari betapa seriusnya masalah ini dan mulai mengambil langkah-langkah konkret untuk menanganinya. Salah satu tindakan terbarunya adalah penghapusan foto profil tentara dari situs militer, guna mencegah penggunaan gambar-gambar ini dalam video deepfake . Ini hanyalah salah satu contoh dari upaya preventif yang diambil. Pemerintah juga memperkenalkan undang-undang baru yang lebih ketat terkait penyebaran konten pornografi digital tanpa persetujuan.
Namun, hukum terkadang tidak cukup cepat mengejar perkembangan teknologi. Proses penghapusan konten dari internet memerlukan waktu, dan sayangnya, dalam waktu tersebut, banyak kerusakan yang sudah terjadi. Selain itu, dengan popularitas teknologi deepfake yang semakin mudah diakses, menekan penyebarannya membutuhkan upaya yang lebih sistematis dan menyeluruh.
Dampak Psikologis dan Sosial
Bayangkan betapa traumatisnya mengetahui bahwa wajahmu digunakan dalam video porno yang beredar di internet. Dampak psikologis bagi korban sangatlah besar, termasuk rasa malu, cemas, depresi, dan dalam beberapa kasus, menyebabkan korban kehilangan pekerjaan atau terpaksa keluar dari lingkaran sosial mereka. Lebih parahnya, rasa tidak berdaya sering kali menghinggapi para korban karena mereka merasa tak mampu mengendalikan penyebaran video tersebut.
Budaya victim blaming juga masih sangat kental di Korea Selatan. Alih-alih mendapatkan dukungan, banyak korban justru disalahkan atau dituduh 'mencari perhatian'. Hal ini memperparah trauma yang mereka rasakan dan menghalangi mereka untuk mencari bantuan.
Solusi yang Dibutuhkan
Korea Selatan sekarang berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, teknologi deepfake terus berkembang dan semakin canggih. Di sisi lain, kesadaran akan risiko penyalahgunaan teknologi ini juga semakin meningkat. Solusi yang paling mendesak adalah meningkatkan regulasi, memperkuat keamanan digital, dan memperbaiki kebijakan tentang penyebaran konten ilegal di dunia maya.
Namun, regulasi saja tidak cukup. Kesadaran masyarakat juga harus ditingkatkan. Penting bagi kita semua, baik di Korea Selatan maupun di seluruh dunia, untuk menyadari bahwa teknologi yang semakin maju harus diimbangi dengan tanggung jawab moral yang lebih besar. Jika kita tidak waspada, situasi serupa bisa terjadi di negara lain, termasuk Indonesia.
Baca juga:Â "Master of The House", Serial Thriller Thailand yang Wajib Kamu Tonton di Netflix
Kesimpulan
Kasus deepfake porn di Korea Selatan merupakan peringatan bagi kita semua tentang sisi gelap dari kemajuan teknologi. Meskipun ada banyak manfaat dari kecerdasan buatan dan inovasi digital lainnya, kita juga harus waspada terhadap dampak negatifnya. Setiap teknologi memiliki dua sisi, dan sebagai masyarakat global, kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa teknologi digunakan untuk kebaikan, bukan untuk merusak martabat dan kehidupan orang lain.
Dengan berkembangnya teknologi deepfake, penting untuk terus berdiskusi, mengedukasi, dan menekan pemerintah untuk memperkuat regulasi. Situasi di Korea Selatan bisa menjadi pelajaran penting bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia, agar siap menghadapi ancaman serupa di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H