Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Culture Shock di Negeri Sendiri

12 September 2024   08:10 Diperbarui: 12 September 2024   08:15 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto seorang pria terkejut oleh Vadymvdrobt

Kamu pasti pernah mendengar istilah culture shock, yaitu perasaan kaget atau canggung ketika menghadapi budaya yang berbeda dari yang biasa kita kenal. Biasanya, istilah ini digunakan saat seseorang bepergian ke luar negeri. Tapi, tahukah kamu kalau culture shock juga bisa terjadi di Indonesia, negeri sendiri?

Indonesia itu luas dan beragam, ada banyak suku, bahasa, dan adat yang bikin tiap daerah punya cara hidup yang unik. Jadi, wajar saja kalau kamu bisa merasa "asing" meski masih berada di negara sendiri.

Kenapa Bisa Terjadi?

Indonesia punya lebih dari 700 bahasa daerah dan ribuan tradisi. Yang dianggap normal di satu daerah bisa jadi aneh di daerah lain. Misalnya, kamu yang tinggal di Jakarta dan pindah ke kota kecil atau desa, mungkin akan merasa kaget dengan ritme hidup yang lebih santai, cara orang bersosialisasi yang berbeda, atau norma-norma yang tak biasa kamu temui. Begitu pula sebaliknya, kalau kamu yang berasal dari desa tiba-tiba harus tinggal di kota besar, kamu bisa merasa kehidupan di kota terlalu cepat dan sibuk.

Perbedaan ini bisa memunculkan rasa terasing, meskipun secara fisik kita masih berada di Indonesia. Apalagi dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi, generasi kita---millennial dan gen Z---juga sering dihadapkan pada benturan antara budaya tradisional dengan budaya modern.

Culture Shock di Generasi Millennial dan Z

Di zaman sekarang, perubahan gaya hidup berjalan cepat. Apa yang dianggap orang tua kita sebagai hal normal, kadang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang kita anut. Misalnya, soal pekerjaan. Orang tua lebih suka kita punya pekerjaan tetap dan aman, sementara generasi sekarang lebih mementingkan fleksibilitas dan kepuasan diri. Perbedaan cara pandang ini bisa bikin kita merasa seperti mengalami culture shock di lingkungan terdekat kita, bahkan di rumah sendiri.

Ditambah lagi, media sosial membuat kita lebih cepat terpapar pada berbagai gaya hidup dari seluruh dunia. Kadang kita merasa seperti tidak sepenuhnya "nyambung" dengan budaya tempat kita dibesarkan.

Dampaknya untuk Kehidupan Kita

Culture shock di negeri sendiri bisa memengaruhi kesehatan mental kita. Perasaan aneh, terasing, atau tidak cocok dengan lingkungan baru bisa bikin kita cemas atau stres. Ini bisa memengaruhi produktivitas kita di tempat kerja, hubungan dengan orang lain, hingga perasaan bahagia secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun