Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memahami Joy of Missing Out (JOMO), Kebahagiaan dalam Kesederhanaan

5 September 2024   08:10 Diperbarui: 11 September 2024   20:41 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Wanita Muda Sedang Gembira oleh Vadymdvrobot

Pernah nggak, kamu merasa lega ketika memilih untuk nggak ikut-ikutan dalam acara, tren, atau obrolan yang lagi viral? Di tengah arus informasi yang deras dan tekanan sosial untuk selalu "ikut terlibat," muncul konsep baru yang disebut JOMO atau Joy of Missing Out. 

Berbeda dengan FOMO (Fear of Missing Out) yang bikin kita cemas karena takut ketinggalan, JOMO malah mendorong kita untuk menikmati momen yang ada tanpa merasa bersalah karena melewatkan sesuatu.

Tapi, apa sih sebenarnya JOMO itu? Apakah ini benar-benar cara untuk menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan, atau cuma alasan biar kita bisa santai-santai tanpa rasa bersalah?

Apa Itu JOMO?

JOMO adalah perasaan lega dan bahagia saat kita memutuskan untuk tidak ikut dalam aktivitas atau tren tertentu. Ini bukan karena kamu nggak bisa atau nggak diundang, tapi karena kamu memilih untuk fokus pada hal-hal yang lebih penting atau bermakna buat kamu. 

Misalnya, daripada nongkrong sampai larut malam di acara yang sebenarnya nggak begitu kamu nikmati, kamu lebih memilih untuk menikmati waktu di rumah sambil nonton film favorit atau tidur lebih awal.

Di era digital ini, JOMO menjadi semacam perlawanan terhadap tekanan untuk selalu update dengan segala hal yang terjadi. Konsep ini mengajak kita untuk berhenti sejenak, menikmati apa yang ada di depan kita, dan menemukan kedamaian dalam ketidakhadiran.

Kebahagiaan dalam Kesederhanaan: Beneran Bahagia atau Cuma Alasan?

Nah, pertanyaannya, apakah JOMO ini benar-benar membuat kita lebih bahagia, atau cuma cara lain untuk membenarkan pilihan kita buat nggak terlibat dalam aktivitas sosial yang sebenarnya bisa memperkaya hidup kita?

Buat sebagian orang, JOMO adalah cara untuk menjaga keseimbangan hidup. Dengan JOMO, kamu bisa lebih selektif dalam memilih kegiatan yang benar-benar membawa manfaat buat dirimu. 

Misalnya, daripada pusing ikut-ikutan tren yang nggak kamu pahami, kamu memilih untuk fokus pada hobimu atau hal-hal yang bikin kamu bahagia. Dalam konteks ini, JOMO bisa jadi cara buat kita mengelola waktu dan energi dengan lebih bijak.

Tapi, ada juga yang bilang kalau JOMO bisa jadi alasan buat kita menghindari tanggung jawab atau interaksi sosial. 

Dengan alasan JOMO, kamu jadi sering menolak ajakan teman atau nggak mau mencoba hal baru yang sebenarnya bisa membuka peluang baru dalam hidupmu. Dalam kasus ini, JOMO bisa berubah menjadi semacam pelarian dari kenyataan atau tantangan.

Cara Bijak Menghadapi JOMO

Jadi, gimana caranya biar kita bisa mempraktikkan JOMO dengan cara yang sehat dan bermanfaat?

1. Kenali Apa yang Penting Buat Kamu: Coba deh, pikirkan apa yang benar-benar penting dalam hidupmu. 

Apakah itu waktu bersama keluarga, kesehatan mental, atau mungkin proyek pribadi? Dengan mengetahui prioritas, kamu bisa lebih mudah mengatakan "nggak" pada hal-hal yang nggak sejalan dengan tujuanmu.

2. Manfaatkan Waktu untuk Isi Ulang Energi: Gunakan momen JOMO untuk recharge. Entah itu dengan meditasi, nulis jurnal, atau sekedar duduk santai menikmati kopi di pagi hari. 

Menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan bisa dimulai dengan hal-hal kecil yang membuatmu merasa damai.

3. Jangan Gunakan JOMO sebagai Pelarian: Ingat, JOMO bukan berarti kamu menghindar dari segala bentuk interaksi sosial atau tanggung jawab. 

Ini tentang membuat pilihan yang sadar untuk merawat dirimu sendiri, tanpa harus merasa bersalah. Tapi, jangan sampai ini jadi alasan buat kamu menutup diri dari pengalaman baru atau tantangan yang bisa membuatmu berkembang.

Menjadikan JOMO Sebagai Kekuatan

Di tengah dunia yang penuh dengan distraksi dan tekanan sosial, JOMO bisa menjadi alat yang kuat untuk menemukan kembali fokus dan keseimbangan dalam hidup. 

Dengan memilih untuk tidak terlibat dalam hal-hal yang nggak memberikan nilai lebih, kamu bisa mengalokasikan waktu dan energimu untuk hal-hal yang benar-benar bermakna.

Namun, penting juga untuk memahami bahwa JOMO bukan tentang menutup diri dari dunia, tapi lebih kepada membuat pilihan yang tepat tentang di mana dan bagaimana kamu ingin menghabiskan waktumu. 

Jika dilakukan dengan benar, JOMO bisa jadi kunci kebahagiaan dalam kesederhanaan. Tapi kalau dijadikan alasan untuk menghindari kenyataan, mungkin perlu dipikirkan kembali.

Pada akhirnya, hidup adalah tentang pilihan—dan JOMO adalah tentang memilih untuk hadir pada momen yang benar-benar berarti buat kamu. Jadi, apakah kamu siap untuk menikmati joy dalam missing out, atau justru sebaliknya? Keputusan ada di tanganmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun