Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Teman yang Selalu Bikkin Emosi? Ini 5 Strategi Menghadapinya

31 Agustus 2024   08:13 Diperbarui: 31 Agustus 2024   08:32 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto orang mixed-race pusing oleh wayhomestudioo

Pernah nggak sih kamu punya teman yang setiap kali ngobrol, malah bikin emosi? Kadang, tanpa disadari, mereka bisa mengatakan hal-hal yang membuat kita merasa tidak nyaman, marah, atau bahkan merasa kecil. Mereka bisa saja termasuk teman dekat, rekan kerja, atau bahkan anggota keluarga. Biasanya, teman seperti ini cenderung kurang peka atau sering disebut sebagai "tone deaf".

Istilah tone deaf ini bukan berarti mereka nggak bisa nyanyi, ya. Tone deaf di sini lebih merujuk pada orang yang kurang peka terhadap perasaan atau situasi orang lain. Mereka cenderung berbicara atau bertindak tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain. Jadi, bagaimana sih cara kita menghadapi teman yang seperti ini, supaya nggak terus-terusan emosi?

Berikut ini adalah lima strategi yang bisa kamu coba:

1. Kenali Sumber Emosimu

Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah memahami mengapa kamu merasa emosi ketika berinteraksi dengan teman tersebut. Apakah karena mereka sering mengomentari hal-hal sensitif tanpa berpikir? Atau mungkin karena mereka selalu ingin menang sendiri dalam setiap pembicaraan? Dengan memahami sumber emosi, kamu bisa lebih mudah menentukan langkah selanjutnya.

Ingat, emosi yang kamu rasakan adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan. Jadi, kenali dulu sumber emosimu sebelum mengambil tindakan.

2. Jangan Ambil Hati, Fokus pada Niat Mereka

Kadang-kadang, apa yang dikatakan orang lain memang bisa terdengar kasar atau tidak sensitif. Namun, penting untuk diingat bahwa nggak semua orang bermaksud jahat. Banyak dari kita yang kadang-kadang bisa berkata tanpa berpikir panjang. Cobalah untuk memahami niat mereka di balik perkataan tersebut.

Dengan memberikan benefit of the doubt, kamu bisa mengurangi rasa sakit hati dan marah. Fokus pada niat baik yang mungkin ada di balik kata-kata mereka, daripada hanya melihat kesalahannya.

Baca juga: Ekspresi Diri melalui Fashion: Menggali Gaya Pribadi 

3. Komunikasikan Perasaanmu dengan Jelas

Jangan diam saja ketika merasa tersinggung atau marah. Teman kamu mungkin nggak sadar bahwa apa yang mereka katakan telah melukai perasaanmu. Oleh karena itu, penting untuk mengomunikasikan perasaanmu dengan cara yang jelas dan tenang.

Kamu bisa mulai dengan kalimat seperti, "Aku merasa nggak nyaman ketika kamu mengatakan itu," atau "Perkataanmu tadi membuatku merasa tersinggung." Dengan menyampaikan perasaanmu, kamu memberi mereka kesempatan untuk memahami perspektifmu dan mungkin memperbaiki perilaku mereka di masa depan.

4. Tentukan Batasan yang Sehat

Ada kalanya, meskipun sudah berusaha mengomunikasikan perasaan, teman kamu tetap tidak berubah. Di sinilah pentingnya menetapkan batasan. Batasan bukan berarti memutus hubungan, tetapi lebih pada melindungi diri sendiri dari situasi yang dapat memicu emosi negatif.

Batasan bisa berupa mengurangi frekuensi pertemuan, memilih topik pembicaraan yang lebih aman, atau bahkan hanya menjaga jarak ketika merasa situasi mulai memanas. Dengan batasan yang jelas, kamu bisa tetap menjaga hubungan tanpa harus terus-menerus merasa tersakiti.

5. Refleksi Diri dan Kembangkan Empati

Kadang-kadang, reaksi kita terhadap teman tone deaf juga bisa dipengaruhi oleh masalah pribadi yang belum terselesaikan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan refleksi diri. Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah ada faktor lain yang membuatmu lebih sensitif terhadap perkataan mereka?

Baca juga: Filter atau Blokir? Strategi Menghindari Pengawasan Keluarga di Media Sosial

Selain itu, cobalah untuk mengembangkan empati. Setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda, yang mungkin mempengaruhi cara mereka berinteraksi. Dengan mencoba memahami perspektif mereka, kita bisa lebih mudah menerima perbedaan dan mengurangi konflik.

Penutup

Menghadapi teman yang sering bikin emosi memang nggak mudah. Namun, dengan strategi yang tepat, kamu bisa menjaga kesehatan emosionalmu dan tetap menjalin hubungan yang baik. Kenali emosimu, berikan ruang untuk komunikasi, tetapkan batasan yang sehat, dan kembangkan empati. Ingatlah, kita nggak bisa mengubah orang lain, tapi kita bisa mengubah cara kita merespons mereka.

Semoga lima strategi ini bisa membantumu dalam menghadapi teman-teman yang tone deaf dan menjaga kedamaian batinmu. Kalau kamu punya pengalaman atau tips lain, yuk bagikan di kolom komentar! Kita bisa saling belajar dan mendukung satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun