Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tidak Perlu Smartphone? Begini Cara Hidup "Kuno" yang Sedang Digemari

8 Agustus 2024   21:34 Diperbarui: 8 Agustus 2024   21:37 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto kembali ke feature phone https://www.dreamstime.com/hand-holds-push-button-telephone-shows-bad-sign-towards-smartphone-hand-holds-push-button-telephone-shows-image289385591

4. Kembali Menikmati Hal-Hal Sederhana  

   Ingat saat kita bisa menikmati waktu luang dengan membaca buku atau jalan-jalan tanpa tergesa-gesa mengecek ponsel? Banyak orang yang kembali menikmati aktivitas sederhana ini dan menemukan kebahagiaan di dalamnya.

Baca juga: Dialog Antargenerasi: Bagaimana Menghubungkan Pandangan Hidup yang Berbeda

 Gaya Hidup ‘Kuno’ di Tengah Era Digital

Di Indonesia, gaya hidup ini ternyata tidak hanya diadopsi oleh mereka yang tinggal di pedesaan atau daerah terpencil. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, banyak komunitas yang mulai menganut prinsip hidup minimalis, termasuk dengan mengurangi atau bahkan meninggalkan penggunaan smartphone.

Sebagian orang mulai beralih ke ponsel yang lebih sederhana—hanya bisa digunakan untuk telepon dan SMS. Tanpa kamera, tanpa internet, dan tanpa aplikasi media sosial. Ada juga yang memilih untuk mengatur waktu ‘puasa digital’, di mana mereka sengaja mematikan smartphone pada jam-jam tertentu, misalnya saat makan malam atau sebelum tidur.

Bukan cuma itu, kegiatan offline seperti berkebun, membaca buku fisik, atau sekadar berjalan kaki di taman tanpa gangguan teknologi, kini semakin banyak digemari. Orang-orang menemukan kembali kebahagiaan dalam hal-hal sederhana yang selama ini terlupakan karena sibuk dengan layar.

 Apakah Tren Ini Bertahan Lama?

Memang, tidak semua orang siap untuk melepaskan smartphone mereka. Bagi banyak dari kita, smartphone adalah alat penting untuk bekerja dan berkomunikasi. Tapi, tren hidup tanpa smartphone ini memberikan kita pelajaran penting: bahwa kita sebenarnya punya pilihan untuk hidup lebih sederhana dan lebih terhubung dengan dunia nyata.

Bagi mereka yang sudah mencoba hidup tanpa smartphone, banyak yang merasa kualitas hidup mereka meningkat. Mereka jadi lebih tenang, lebih fokus, dan lebih menikmati hidup tanpa harus selalu mengecek layar.

Baca juga: Filter atau Blokir? Strategi Menghindari Pengawasan Keluarga di Media Sosial 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun