Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bagaimana "Wkwk" Menjadi Simbol Tawa Khas Indonesia

9 Agustus 2024   07:57 Diperbarui: 11 Agustus 2024   13:24 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coba ingat kembali obrolan terakhir kamu di grup WhatsApp, atau mungkin saat kamu bercanda di kolom komentar Instagram.

Pasti, di antara deretan pesan dan balasan, ada satu kata yang hampir selalu muncul: "wkwk"

Bagi kita, pengguna internet di Indonesia, "wkwk" sudah jadi bagian dari percakapan sehari-hari.

Tapi, pernahkah kamu berpikir, kenapa kita lebih suka menulis "wkwk" ketimbang "haha" atau "lol"?

Apa yang membuat "wkwk" begitu khas dan unik? Yuk, kita bahas bersama!

Dari Mana Sih "wkwk" Berasal?

Mungkin kamu penasaran, kapan sebenarnya "wkwk" mulai meramaikan percakapan kita?

Meski tidak ada catatan resmi, "wkwk" diperkirakan mulai populer di awal 2000-an, saat ponsel dan internet mulai banyak digunakan di Indonesia.

Awalnya, "wkwk" muncul di kalangan anak muda, terutama di komunitas gamer yang sering bercanda sambil bermain online.

Lama-kelamaan, kata ini menyebar ke mana-mana, hingga sekarang hampir semua orang, dari remaja sampai orang dewasa, sudah akrab dengan "wkwk".

Menariknya, "wkwk" bukan cuma sekadar simbol tawa. Kata ini juga membawa nuansa yang lebih santai, seolah mengatakan, "Ayo, kita jangan terlalu serius!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun