Mohon tunggu...
Muchamad Iqbal Arief
Muchamad Iqbal Arief Mohon Tunggu... Freelancer - Independent Content Writer

Halo, saya Iqbal Arief. Sebagai penulis aktif di Kompasiana, saya senang berbagi wawasan dan informasi menarik dengan para pembaca. Minat saya cukup luas, meliputi berbagai topik penting seperti marketing, finansial, prinsip hidup, dan bisnis. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat memberikan perspektif baru dan pengetahuan yang bermanfaat bagi Anda. Mari bergabung dalam perjalanan intelektual saya di Kompasiana, di mana kita bisa bersama-sama menemukan inspirasi dan wawasan baru dalam berbagai aspek kehidupan dan karier. Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hobi sebagai Pelarian atau Pengembangan Diri?

18 Juli 2024   21:04 Diperbarui: 18 Juli 2024   21:04 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by tirachardz

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa kamu begitu tergila-gila dengan hobimu? Apakah hanya sekadar pelarian dari rutinitas sehari-hari, atau ada sesuatu yang lebih dalam yang mendorong kita untuk menekuni kegiatan waktu luang tertentu?

Pertama-tama, mari kita akui bahwa hidup di era digital yang serba cepat ini bisa sangat melelahkan. Bagi kita, generasi produktif, tekanan untuk terus berprestasi di tempat kerja, membangun keluarga, dan tetap relevan di media sosial bisa terasa melelahkan. Dalam konteks inilah, hobi sering kali muncul sebagai oasis di tengah padang pasir rutinitas.

Namun, benarkah hobi hanya sekadar pelarian?

Dr. Mihaly Csikszentmihalyi, seorang psikolog terkemuka, memperkenalkan konsep "flow" -- sebuah keadaan di mana seseorang sepenuhnya mindful dalam suatu aktivitas, melupakan waktu dan diri sendiri. Keadaan inilah yang sering kita alami saat menekuni hobi. Ini bukan sekadar pelarian, melainkan bentuk aktualisasi diri yang mendalam.

Ambil contoh Andi, seorang eksekutif muda yang gemar memasak di akhir pekan. Baginya, memasak bukan hanya cara untuk menghindari stres kerja, tetapi juga sarana untuk mengekspresikan kreativitas, belajar keterampilan baru, dan bahkan membangun koneksi sosial melalui jamuan makan bersama teman-teman. Hobi memasak Andi telah bertransformasi dari sekadar pelarian menjadi jalur pengembangan diri yang komprehensif.

Di sisi lain, kita juga perlu waspada terhadap apa yang psikolog sebut sebagai "escapism" yang berlebihan. Ketika hobi menjadi cara untuk sepenuhnya menghindari masalah atau tanggung jawab, hal ini bisa kontraproduktif. Bayangkan Sinta, yang menghabiskan berjam-jam bermain game online untuk menghindari konflik dalam rumah tangganya. Dalam kasus ini, hobinya lebih cenderung menjadi mekanisme pertahanan yang tidak sehat.

Lantas, bagaimana kita bisa memastikan bahwa hobi kita lebih mengarah pada pengembangan diri daripada sekadar pelarian?

1. Refleksi: Luangkan waktu untuk merenungkan apa yang sebenarnya kamu cari dari hobimu. Apakah itu tantangan, ketenangan, atau koneksi sosial?

2. Keseimbangan: Pastikan hobi kamu tidak mengganggu aspek penting lain dalam hidupmu, seperti pekerjaan atau hubungan personal.

3. Pertumbuhan: Carilah cara untuk terus berkembang dalam hobimu. Apakah itu melalui kursus, kompetisi, atau eksplorasi aspek baru dari hobi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun