napi itu kabur, bersembunyi entah di mana saja. Lima hari yang begitu indah. Kabur dalam cuaca yang sangat pas, cerah dan berbunga. Setelah wilayah itu dilanda panas yang mendera lebih sebulan lamanya. Â
Sudah lima hari paraEmpat diantaranya sudah ditangkap lagi. Kemarin. Ahad 12 September. Dua di wilayah pinggiran pegunungan Qazfah di Nazaret, dua lagi di desa Ummil Ghonam. Sedang dua lainnya masih dicari, yang mungkin masih tidak tahu akan tidur di mana lagi malam nanti. Yang pasti, tidak dalam ruang yang terkunci.
Ini bukan cerita napi kabur karena kapasitas yang terbatas. Atau tidak mampu keluar karena terkunci yang akhirnya tidak bisa diselamatkan dari api yang ganas. Bukan. Ini cerita dari penjara paling aman di bumi.
Dengan berbagai teknologi dan kecanggihan konstruksinya. Yang darinya, negara-negara lain berkiblat. Sebagai standar keamanan penjara paling kekinian.
Enam hari lalu, dunia digemparkan oleh kaburnya enam narapidana asal Palestina dari penjara Jalbu' di Israel. Penjara yang pada saat peresmiannya tahun 2004 diklaim sangat aman dan mustahil untuk bisa kabur dari penjara ini.
"Tidak akan pernah ada yang bisa kabur dari Jalbu'", ujar kepala penjara saat itu. 17 tahun kemudian, klaim itu runtuh. Tidak dengan teknologi tingkat tinggi. Hanya dengan lubang tikus yang mereka gali dari tempat buang air, yang diameternya tak lebih dari 40 cm. Yang disaat kaburnya, petugas penjaga dikabarkan ngantuk berat dan tidak sadar sedang ada peristiwa memalukan sedang terjadi.
Peristiwa percobaan napi kabur dari penjara ini sebenarnya telah terjadi tiga kali. Ketiga-tiganya gagal. Yang terakhir tahun 2014. Maka, klaim bahwa penjara ini sangat aman mungkin ada benarnya. Oleh karenanya, salah satu pakar politik timur tengah, di salah satu siaran Aljazeera mengatakan bahwa peristiwa ini seperti mu'jizat.
Sangat dicari oleh Israel, tapi disaat yang sama enam pria ini dielu-elukan rakyat palestina dan dunia muslim. Peristiwa ini menjadi salah satu bagian penting dari perjuangan rakyat Palestina.Â
Mereka bahkan disebut sebagai, mahkota arab yang telah mengukir sejarah dengan tinta emas. Keenam pemuda tersebut adalah Aiham Fuad Kamambaji, Munadhil Ya'qub Nafiat, Ya'qub Mahmud Qadiri, Zakariya Azzabidi, Mahmud Abdullah Al'aridhah, Muhammad Qosim Ahmad Aridhah.
Proses pengejaran para napi tersebut hari ini masih berlangsung. Melibatkan ratusan pasukan keamanan. Menghabiskan 5 juta dolar perhari. Demi harga diri, yang terlanjur hancur berserakan. Semaju dan secanggih apapun teknologi dan intrik konspirasi, semua tak ada guna. Jika Allah menghendaki.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI