Mohon tunggu...
MUBASARA WURSITA SARI
MUBASARA WURSITA SARI Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa ppg prajabatan

Saya merupakan Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2024 Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Permainan Tradisional sebagai Media Pelestarian Budaya di SDN Sekaran 02

22 September 2024   20:10 Diperbarui: 22 September 2024   20:10 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan pertama, sosialisasi permainan tradisional (Dokpri)

Kegiatan ditutup dengan Festival Permainan Tradisional pada 9 September 2024. Kegiatan festival ini dibuka oleh Ibu Pujo Astuti, S.Pd. mewakili kepala sekolah SD Negeri Sekaran 02, yaitu Ibu Sulastri, S.Pd yang tidak dapat hadir. Permainan-permainan tradisional yang dilombakan adalah bakiak kelapa, bakiak kelompok, bentengan, dan gobak sodor. Sedangkan, permainan engklek dan congklak tidak dilombakan namun permainan tersebut tetap dibawa dalam kegiatan festival agar memfasilitasi siswa untuk bermain. Peserta yang mengikuti lomba dalam festival ini merupakan siswa kelas 4-6 yang sebelumnya telah diberi treatment sosialisasi dan pendampingan. Acara festival berjalan sangat meriah. Para siswa saling menyemangati teman kelas nya yang ikut festival.

pembukaan kegiatan festival yang dibuka oleh Ibu Pujo Astuti, S.Pd (Dokpri)
pembukaan kegiatan festival yang dibuka oleh Ibu Pujo Astuti, S.Pd (Dokpri)

pembukaan kegiatan festival yang dibuka oleh Ibu Pujo Astuti, S.Pd (Dokpri)
pembukaan kegiatan festival yang dibuka oleh Ibu Pujo Astuti, S.Pd (Dokpri)

Dengan siswa mendapatkan pengalaman bermain, mempelajari cara membuat permainan tradisional, serta memahami nilai-nilai yang terkandung dalam setiap permainan, kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya diharapkan dapat tumbuh di dalam diri mereka. Seperti yang disampaikan oleh Asti Widiastuti et al. (2023), budaya tidak hanya harus dipelihara, tetapi juga digunakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar tetap hidup dan relevan. Kemudian, dalam pernyataan salah satu siswa kelas 5 yang mengatakan, "Saya lebih memilih bermain ini daripada bermain permainan online karena dengan main ini saya dapat bermain dengan teman-teman," menggambarkan bagaimana permainan tradisional mampu menciptakan kebersamaan dan interaksi sosial yang lebih bermakna. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi siswa dalam melestarikan permainan tradisional dan mempraktikkannya dalam keseharian, sehingga budaya lokal tetap hidup di tengah arus modernisasi.

Siswa sedang bermain permainan congklak (Dokpri)
Siswa sedang bermain permainan congklak (Dokpri)
Siswa sedang bermain permainan bakiak kelompok (Dokpri)
Siswa sedang bermain permainan bakiak kelompok (Dokpri)

Sumber referensi:

Asti Widiastuti, Farina Trias Alwasi, Dinie Anggraeni Dewi, & Rizky Saeful Hayat. (2023). Literasi Budaya Dan Kewargaan Sebagai Upaya Mempertahankan Kebudayaan Di Tengah Kemajemukan Masyarakat Indonesia. Semantik: Jurnal Riset Ilmu Pendidikan, Bahasa dan Budaya, 2(1), 83--90. https://doi.org/10.61132/semantik.v2i1.192

Farhaeni, M., & Martini, S. (2023). PENTINGNYA PENDIDIKAN NILAI-NILAI BUDAYA DALAM MEMPERTAHANKAN WARISAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA. JURNAL ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK, 3(2). https://doi.org/10.30742/juispol.v3i2.3483

Utami, N. E., Nurhakim, I., & Agustian, T. (2023). DAMPAK PERMAINAN GAME ONLINE TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DI KALANGAN REMAJA. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 10(2), 129--138. https://doi.org/10.31571/sosial.v10i2.6536

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun