Mohon tunggu...
Mubarok
Mubarok Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer, Mahasiswa Juga

LAHIR DAN BESAR DARI KELUARGA SEDERHANA, MENCOBA MENJADI MANUSIA YANG BERMANFAAT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media dan Efek

3 Desember 2019   04:48 Diperbarui: 3 Desember 2019   04:56 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tayangan televisi di Indonesia pernah dihentikan karena dianggap memberikan pengaruh buruk kepada anak-anak yang menonton. Contohnya adalah acara Smack Down yang dihentikan karena anak-anak meniru dengan membanting teman mereka sendiri. Beberapa peristiwa kriminal terutama pembunuhan dengan mutilasi berkaitan dengan efek dari tayangan berita televise. Beberapa pelaku mutilasi mengaku terinspirasi dari berita mutilasi yang mereka lihat di layar kaca. Kondisi-kondisi tersebut menggambarkan bagaimana efek yang dihasilkan dari tayangan media.

Perse, 2001 dengan mengutip McGuire (1986) menyatakan bahwa pembahasan tentang efek media dibedakan menjadi efek yang dimaksudkan dan efek yang tidak dimaksudkan. Efek media yang dimaksudkan atau diharapkan diantaranya: a) efek periklanan terhadap pembelian, b) efek kampanye politik terhadap pemilihan, c)  efek dari layanan publik yang diumumkan pada perilaku pribadi dan perubahan sosial, d) efek propaganda terhadap ideology, e) efek pada ritual media pada kontrol sosial. Di bidang periklanan contohnya penggunaan endorse artis Korea sedang marak di layar kaca. Produk mie instan, kopi, telepon seluler ramai-ramai memanfaatkan mereka dengan keyakinan bahwa iklan yang mereka tayangkan di media televisi akan memberi pengaruh signifikan terhadap pembelian.

Kembali dengan mengutip McGuire (1986)  Efek media yang tidak diharapkan atau tidak disengaja juga mungkin terjadi, diantaranya : a) efek kekerasan media pada perilaku agresif, b) dampak gambar media pada konstruksi sosial realitas, c) efek bias media pada stereotip, d) ) efek materi erotis dan seksual pada sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan, e) bagaimana bentuk media memengaruhi aktivitas dan gaya kognitif.

McQuail's (1994) meringkas penelitian tentang efek media utama sebagai berikut: a) perolehan dan distribusi pengetahuan di seluruh masyarakat, b) difusi inovasi, c) sosialisasi norma sosial, d) institusi dan adaptasi budaya dan perubahan. Liebert and Sprafkin (1988) percaya bahwa beberapa pertanyaan penting yang dihadapi para peneliti media yang mempelajari dampak televisi terhadap anak-anak adalah: a) bagaimana televisi memicu perilaku antisosial, b) bagaimana menonton televise membuat anak-anak lebih menerima kekerasan, c) bagaimana gambar televisi menumbuhkan sikap sosial dan stereotip.

Secara umum efek media biasanya digambarkan sebagai perubahan kognitip, efektif dan perilaku

(Ball-Rokeach & DeFleur, 1976; Chaffee, 1977; Roberts & Maccoby, 1985). Efek kognitif  adalah hal-hal yang berkaitan dengan perolehan informasi --- apa yang dipelajari orang, bagaimana kepercayaan disusun (atau direstrukturisasi) dalam pikiran, bagaimana kebutuhan akan informasi terpenuhi atau tidak. Efek-efek ini termasuk kekhawatiran tentang apa yang dipelajari serta seberapa banyak yang dipelajari. Padahal berita dan informasi public sering menjadi fokus efek kognitif. Dampak kognitif hiburan juga merupakan bidang studi yang penting. Efek afektif melibatkan pembentukan sikap, atau evaluasi positif atau negatif tentang sesuatu. Area efek afektif lainnya menyangkut reaksi emosional terhadap konten media, seperti ketakutan atau hiburan, atau perkembangan perasaan terhadap objek lain sebagai akibat dari paparan media, seperti timbulnya ketakutan di masyarakat sebagai akibat dari menonton program televisi yang kejam. Efek perilaku adalah tindakan yang dapat diamati yang terkait dengan paparan media. Jenis efek perilaku yang paling banyak dipelajari berfokus pada perilaku anti-atau prososial

Pendapat Perse, 2001 mewakili kesepakatan mereka yang percaya kuatnya efek tayangan media terhadap mereka yang mengkonsumsinya. Hal berbeda diutarakan oleh Barker dan Petley, (2001) yang menganggap efek media tidak sekuat yang digambarkan. Contohnya dalam kasus praktek anak membanting temanya. Apakah murni karena efek menonton tayangan media, atau tanpa menonton media mereka juga sudah biasa melakukanya. Ketika terjadi hal-hal buruk di masyarakat seperti tingginya tingkat kekerasan maka media menjadi salah satu pihak yang disalahkan. Ill Effects mempertimbangkan bagaimana kontroversi 'efek media' telah berkembang.

Diskusi tentang tanggapan terhadap penembakan di Columbine High School, sebuah analisis laporan Home Office 1998 tentang kekerasan video dan analisis tanggapan penggemar terhadap film yang diduga berbahaya seperti Natural Born Killers dan Man Bites Dog.

Penelitian tentang efek media semestinya tidak hanya melihat dan mencari bukti betapa bahayanya tayangan media tetapi harus bisa memberikan pemahaman yang lebih tentang interaksi dengan media.  Mereka berpendapat bahwa perlu ada perubahan dalam pertanyaan-pertanyaan yang ditanya tentang pengaruh media; bukannya sia-sia mencari bukti 'bahaya', perlu ada pemahaman yang lebih baik tentang cara orang benar-benar menggunakan dan berinteraksi dengan apa yang disebut 'kekerasan' media.

Dayan dan Katz (1992) membahas tentang 'media event'. Apakah tayangan media benar-benar hegemonic? Ataukah versi dari panggung tontonan politik? Durkheimian membahas tentang solidaritas mekanis, solidaritas keanggotaan, persamaan, kesetaraan, kekeluargaan sebagai pondasi organik dari solidaritas diferensial. Sungguh berbahaya ketika demokrasi di subversi. Partisipasi berubah menjadi sanjungan, saksi mata menjadi testimonial, persuasi menjadi manipulasi, persaingan menjadi paduan suara. Daya tarik persatuan selalu meninggalkan orang diluar sana. Memperbaharui janji kesetiaan yang dibangkitkan dari seremoni media terkadang berbeda dari prinsip institusi dan kepemimpinan yang sudah mapan.

Pertanyaan penelitian:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun