Mohon tunggu...
abdus salam mubarok mubarok
abdus salam mubarok mubarok Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa yang mencari tentang makna hidup ini

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Gw GauL apa KaGak?"

12 Februari 2010   08:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:57 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaul
Kata ini seakan-akan memberikan motivasi sendiri bagi sebagian anak muda zaman sekarang bahwa dengan gaul maka dirinya menjadi lebih percaya diri. Banyak yang mengintepretasikan bahwa gaul adalah mengikuti trend masa kini, baik dari gaya berpakaian, cara bicara, cara berjalan, dan banyak lagi.

Seakan-akan dengan tidak "gaul" maka anak muda zaman sekarang dianggap kuper (kurang pergaulan), norak atau seabrek istilah lainnya.
Sebenarnya benarkah dengan gaul maka orang akan memandang kita lebih hebat atau lebih stylish? Benarkah dengan mengikuti cara hidup, cara berpakaian dan gaya para artis top kita dikatakan gaul?

Saya kembalikan semua jawaban itu pada publik, terserah publik bagaimana menilai. Yang jelas bagi saya, saya adalah saya mengenai bagaimana saya apakah akan dikatakan gaul atau tidak gaul what ever! Saya gak peduli yang penting saya bangga menjadi diri saya sendiri tanpa meniru orang lain, karena menurut saya setiap orang itu unik dan mempunyai keistimewaan sendiri dibanding orang lain hal itulah yang perlu ditonjolkan.

Percaya atau tidak dengan kita menjadi orang yang gaul maka akan membuat orang lain yang berkepentingan tambah kaya.
Loh kok bisa?

Jelas sangat bisa karena orang yang berkepentingan itu (kaum Kapitalis) membuat orang yang telah terbius dengan gaul wajib membeli barang-barang yang mereka jual. Mulai dari baju, celana, kacamata, makanan, dan lain sebagainya.

Tanpa kita sadari kita menjadi "sapi perah" dari kaum kapitalis dengan suka rela membeli dan mengikuti apa yang mereka inginkan, uniknya kita sendiri cenderung tidak menyadari.
Timbul pertanyaan bagaimana mereka (kaum kapitalis) mempengaruhi kita sedemikian hebatnya hingga kita tidak sadarkan diri?

Jawabannya ada pada media, terutama media elektronik yang bernama Televisi. Kita sadar atau tidak sadar televisi sudah mendoktrin kita secara langsung secara visual dan audio saat pertama kali kita menghidupkan dan menonton televisi. Itulah hebatnya media yang satu itu hingga dapat mempengaruhi alam bawah sadar kita, sehingga akan menimbulkan apa yang saya sebut dengan sindrom televisiisme (he..he..) yang mana bila satu hari saja tidak menonton televisi rasanya membuat diri gelisah dan bawaannya ingin melihat-lihat (ha..ha..).

Karena itu ada seorang pakar yang mengatakan bila ingin mempengaruhi orang lain maka media yang paling efektif salah satunya adalah televisi. Karena para konsumsi televisi tidak ada batasan, mulai anak kecil, remaja, dewasa, bapak/ibu, bahkan kakek/nenek semua sangat mudah mengakses televisi.
Parahnya media televisi sangat berbahaya bagi anak kecil. Mengapa berbahaya? Karena media ini yang akan mempengaruhi pola pikir mereka lewat tayangan-tayangannya. Hal inilah yang membuat media ini sebagai ajang promosi "gaul" secara besar-besaran.

Masihkan kita akan terjebak dengan dunia gaul yang lebih banyak mudaratnya? Cuma diri kita sendiri yang bisa menjawabnya.

Sumber : My Blog

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun