Mohon tunggu...
Muazzinah Yacob
Muazzinah Yacob Mohon Tunggu... Tenaga Pengajar -

Acehnese. Asiah Ismail, Ahmad Yacob, Idris Adamy (ortu sebagai belahan jiwa). Istri dari Achyar Rasyidi terkasih. Ibu dari alm.Muhammad Azzam tercinta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Panitia" di Syurga (Muhammad Azzam)

16 Januari 2019   10:30 Diperbarui: 16 Januari 2019   10:47 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jumat 28 September 2018

Sungguh hari yang menegangkan, Neuk. Tangisanmu tidak hadir dalam hidup mamak.

Pagi hari mamak "berchit-chat" dengan Wawa Epi untuk konsultasi tentangmu neuk, Wawa pun menyuruh cek segera ke bidan, maka mamak dan nenek ke salah satu Puskesmas dekat rumah karena ketika Shubuh yang selalunya Azzam sangat aktif membangunkan mamak dan ayah seperti bermain bola dengan tendangan-tendangan layaknya tendangan om Messi yang Azzam lakukan dalam perut mamak. Hari ini Azzam diam tidak menendang-nendang lagi Neuk. Apakah Azzam ngambek atau sedang rindu ayah yang lagi tugas ke Sabang dari kantor barunya bekerja yang kita hadir seminggu lalu waktu pelantikan.

Ketika di puskesmas, bidan pun langsung memeriksa Azzam, Neuk. Kata ibu bidan denyut jantung Azzam berkurang neuk, seketika mamak lemas dan berkata "saya harus bagaimana dan ke RS mana sebaiknya?". Ibu bidan nya bilang, gpp, sebelum rujukan, mamak harus dirawat dulu neuk minimal dipasang oksigen untuk tambahan udara ke Azzam. Tanpa banyak bertanya sembari dzikir dan doa untuk Azzam, mamak hanya pasrah. Setelah satu jam mamak diberikan oksigen dan diagnosa memang harus ke dokter kandungan maka ibupun diberikan surat rujukan. Namun siangnya karena bentrok dengan Jumatan maka sore baru bisa ke dokter yang dirujuk karena bukanya sore hari.

Sambil menunggu sore hari, mamak pulang beristirahat dirumah dan mengikuti saran IDI (Ira,Dian,Ima) untuk minum susu hangat yang sangat manis biar memancing Azzam begerak. Alhamdulillah Azzam bergerak walau sangat pelan. Mungkin itu gerakan Azzam yang terakhir. Terimaksih Neuk.

Seraya berkata "besok, ayah udah pulang Neuk", dzikir dan doa tiada henti dengan firasat baik bahwa Azzam hanya tidur makanya tidak menendang, gerak ke kiri dan kanan.  Sorepun tiba, mamak dan nenek ke dokter spesialis yang dirujuk. Ketika di USG, dokter berkata "suaminya mana Bu, ini dedek bayinya ga ada lagi".

Mamak ga percaya neuk. Mamak tetap yakin Azzam masih ada dan cuma tidur sambil menjelaskan bahwa tadi di pusksemas Azzam masih ada dengan denyut jantung 80. Ibu dokterpun berkata, kenapa puskesamas tidak membawa langsung ibu, kenapa harus tunggu sore. Denyut jantung normal harus 100/120. Mamak tambah bingung dan hanya diam waktu ibu dokter menjelaskan. Sore itu juga ibu dokter bilang Azzam harus dilahirkan neuk kalau tidak akan membahayakan mamak. 

Namun mamak tetap "kekeuh" Azzam masih ada. Mamak dan nenekpun tidak percaya apa yang disampaikan ibu dokter. Mamak dan nenek mengkroscek ke dokter lain yaitu dokter Hilwah yang selama ini selalu melihat tumbuh kembangnya Azzam dari awal hingga memasuki tujuh bulan.

Ketika sampai di dr.Hilwah,mamak di USG. Mamak melihat muka dokter yang seperti bingung dan bertanya "kamu ga jatuh kan, kamu ga makan aneh-aneh kan, baru seminggu lalu juga kontrol kan semuanya baik-baik aja?" dengan gemetar mamak menjawab "ga ada jatuh dan makan aneh-aneh dokter". Dokter pun berkata "ini bayi kamu sudah meninggal, segera juga harus dilahirkan, kalau lama akan ngaruh ke kamu". Ibu menjawab "dokter bolehkah besok saja sambil nunggu ayah pulang, mamakpun masih bisa sama Azzam satu malam lagi walau Azzam udah pergi selamanya Neuk". Alhamdulillah dokterpun membolehkan untuk Azzam dilahirkan besoknya.

Tangis mamak pun tak tertahankan. Seolah gelap apa yang ada diruang dokter. Mamak mengabarkan ke ayah. Ayah masih di Sabang dan tidak bisa langsung pulang karena baru ada kapal besok pagi. Diluar ternyata ada Om Zakki dan tante Sheila ntah darimana tau, mereka sudah menunggu diluar dan mereka mengantar pulang mamak dan nenek.

Ketika tiba dirumah, mamak langsung memberitahu nenek Cot Buket untuk datang kesini karena besok Azzam harus dilahirkan neuk. Nenek pun menangis neuk dan langsung berangkat ke Banda Aceh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun