d. Aliran Mesir
Pada abad pertama dan kedua Hijriyah terdapat suatu aliran asketisisme lain, yang dilupakan para orientalis.aliran yang berrcorak shalafi ini adalah aliran Mesir. Sejak penaklukan Islam terhadap Mesir sejumlah sahabat telah memasuki kawasan itu. Tokoh mereka diantaranya, Salim ibn 'Atar al-Tajibi (75 H), 'Abdurrahman ibn Hujairah (83 H), Nafi' (117 H), al-Laits ibn Sa'ad (175 H), Hayah ibn Syuraih (158 H), dan Abu 'Abdullah ibn Wahhab ibn Muslim al-Mishri (197 H).
Karakteristik Asketisisme Islam Pada Abad Pertama dan Kedua Hijriyiah
- Asketisisme ini berdasarkan ide menjauhi hal duniawi, demi meraih pahala akhirat, dan memellihara diri dari azab neraka. Ide ini berakar dari ajaran al-Qur'an dan as-Sunnah, dan terkena dampak berbagai kondisi sosio-politik yang berkembang dalam masyarakat Islam ketika itu.
- Asketisisme ini bercorak praktis, dan para pendirinya tidak menaruh perhatian buat menyusun prinsip-prinsip teoritis atas asketisismenya.
- Motivasi asketisisme ini adalah rasa takut yang muncul dari landasan amal keagamaan secara sungguh-sungguh. Kemudian Rabi'ah al-Adawiyyah muncul dengan motivasi cinta kepada Allah yang bebas terhadap rasa takut terhadap azabNya maupun rasa harap terhadap pahalaNya.
- Asketisisme sebagian asketis yang terakhir, hal ini ditandai dengan kedalaman membuat analisa.
BAB 3
Tasawuf Pada Abad Ketiga sampai Kelima Hijriyah
Â
Aliran Tasawuf
Menurut telaah para pengkaji tasawuf abad ketiga dan keempat Hijriyah, tasawuf pada masa itu adalah sebagi jalan mengenal Allah (ma'rifat) setelah tadinya hanya sebagai jalan beribadah. Ketika itu terdapat dua aliran tasawuf. Pertama, aliran para sufi yang pendapatnya moderat (al-Qur'an dan as-Sunnah) yang tasawufnya didominasi ciri-ciri moral. Kedua, aliran para sufi yang terpesona keadaan-keadaan fana, yang tasawufnya berkecerendungan pada metafisis. Karakteristik tasawuf pad abad ini:
- Ma'rifat
- Moral dan Jalan Menuju Allah
- Fana
- Ketentraman
- Pemakaian Simbol-simbol dalam Ungkapan
BAB 4
Tasawuf Sunni Pada Abad Kelima Hijriyah
Tasawuf pada abad kelima cenderung mengadakan pembaharuan, yakni dengan mengembalikannya ke landasan al-Qur'an dan as-Sunnah. Adapun tokoh pada zaman ini sebagai berikut: