Dahulu ketika saya masih harus pergi ke kelas untuk belajar, setiap harinya saya selalu melewati sebuah sekolah setara dengan SMP. Dikarenakan jam masuk kelas saya dengan mereka mungkin sama, jadi saya berangkat pagi terkadang bersama mereka.
Dalam perjalanan menuju kelas, mereka terkadang berjalan sendiri-sendiri atau dengan teman mereka. Hal yang saya amati dari mereka ketika itu adalah langkah mereka.Â
Tempo kecepatan langkah mereka sangat cepat. Seakan-akan mereka takut terlambat. Sebenarnya kecepatan tempo langkah ini adalah kultur mereka juga. Orang Jerman biasa berjalan dengan cepat.
Hal yang kedua yang saya amati dari mereka adalah tidak ada satupun dari semua anak yang menuju sekolah itu yang memegang handphone sewaktu perjalanan. Tidak ada yang berjalan santai.
Ketika jam istirahat saya sering juga melewati sekolahan itu. Saya memperhatikan apa yang mereka lakukan di jam istirahat. Kalau tidak salah mereka memiliki waktu 45 menit istirahat. Ketika mereka mendapatkan jam istirahat, mereka biasanya berkumpul di halaman sekolah, mereka bergerombolan berdiri membikin lingkaran sambil asyik ngobrol satu sama lain. Ada juga yang bermain tenis meja. Halaman sekolah biasanya sangat ramai oleh anak-anak sekolah.Â
Yang saya perhatikan di sini adalah tidak ada satu anak pun di antara puluhan anak-anak sekolah yang sedang beristirahat di lapangan yang memegang handphone, sama sekali, dan ini saya lihat bukan satu atau dua hari, tetapi sangat sering.
Bisa Anda bayangkan di negara maju dalam hal teknologi dan ilmu pengetahuan sekelas Jerman  tidak ada satupun yang menggunakan handphone di sekolah.Â
Secara resmi sebenarnya tidak ada larangan menggunakan handphone di area sekolah, tetapi ini adalah kultur mereka, mereka menggunakan waktu selama berada di sekolah untuk bertemu teman mereka dan saling berinteraksi satu sama lain.
Dengan terciptanya kultur anak-anak muda yang tidak kecanduan dengan handphone, pastinya hal ini tidak jauh dengan bagaimana orangtua mereka mendidik anak-anak dalam beradaptasi dengan hp.
Suatu ketika saya berdiskusi dengan dua rekan kerja saya yang sudah mempunyai anak, menanyakan bagaimana mereka mendidik anak dalam hal penggunaan handphone. Keduanya berhasil mendidik anaknya tanpa handphone sampai umur 12 tahun, sama sekali tidak ada hp dalam kehidupan anak mereka sampai umur 12 tahun.
Mereka mengatakan bahwa mendidik anak sama sekali tanpa memberikan handphone sampai umur sekian adalah pekerjaan yang sangat sulit. Mereka menyadari bahwa ini adalah sebuah tantangan dan konsekuensi dari seorang orangtua.Â