Sistem Perkabelan Rumah Yang Berbeda
Oleh : Muarrifuzzulfa
1. Sekolah
Setelah beberapa tahun saya mukim di negara Jerman, saya memutuskan untuk istirahat sejenak liburan mengunjungi keluarga dan beberapa teman kerabat di Indonesia. Ketika itu saya kedatangan dua sahabat lama dari Lamongan dan Tuban. Mereka mengunjungi kota Reog untuk keperluan tertentu.
Saya akhirnya mengajak mereka untuk menikmati sate khas Ponorogo. Tempat itu memang sudah terkenal dan beberapa Presiden Indonesia sudah mencicipi sate tersebut. Kami bertiga akhirnya pergi ke warung sate tersebut dan memesan sate dan lontong.
Setelah kami selesai makan dan perjalanan pulang, saya melihat di depan pintu masuk warung tersebut terdapat 4 anak kecil sekitar 7 sampai 9 tahun yang asyik membuat video tiktok.
Mereka berjajar seperti ular dan yang paling depan memegang hp. Mereka asyik berjoget seperti halnya video tiktok yang ada di platform tersebut. Di samping empat anak tersebut ada 1 temannya yang konsentrasi memegang hp seakan tidak memperdulikan 4 temannya yang sedang asyik membuat video.
Secara spontan apa yang ada dalam benak Anda? Fenomena anak kecil yang membuat video tiktok, hal itu mungkin sudah biasa terjadi di negara kita dan mungkin bagi sebagian banyak orang hal itu sesuatu yang tidak aneh. Saya melihatnya sangat miris. Ketika saat itu saya melihat fenomena tersebut saya langsung mengembalikan memori saya dengan kebiasaan anak-anak seumuran yang sama di negara Jerman.
Ketika selama beberapa tahun saya mendapatkan kesempatan untuk tinggal di negara ini, saya hampir selalu mengamati, meresapi dan merefleksi tentang kultur mereka.
Banyak dari kultur mereka yang jika dilihat dari sudut pandang Islam itu negatif atau tidak baik, tetapi ada banyak juga yang positif atau baik. Dan kita seharusnya mempunyai keinginan belajar hal positif dari mereka. Salah satunya mengenai kebiasaan bagaimana anak-anak di usia dini dan remaja mereka berkembang.