Mohon tunggu...
Muarrifuzzulfa
Muarrifuzzulfa Mohon Tunggu... Perawat - Perawat di rumah sakit Jerman

Kesederhanaan. Suka membaca buku, mendengar, bertukar pikiran dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebahagiaan di Era Disrupsi

19 Juni 2024   16:14 Diperbarui: 19 Juni 2024   16:42 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebahagiaan di Era Disrupsi*

Oleh: Mu'arrifuzzulfa

Bayangkan anda sedang sendiri tidak ada teman sama sekali barada pada situasi perang. Semua peralatan perang seperti bermacam-macam alat penembak dan peluru anda miliki semua. Semuanya melekat pada diri anda. Peluru berada di saku celana bagian kiri dan kanan. Beberapa alat penembak berada di tas rangsel yang sedang anda bawa di punggung. Anda siap untuk menghadang para musuh yang berada di depan. 

Untuk saat ini anda masih bisa duduk sambil minum air yang berada di botol yang anda siapkan untuk bertempur. Satu orang musuh mulai mendekati dan anda mulai panik. Kemudian anda menembaknya. Musuh itu mati dan kemudian datang dua orang musuh dari depan dan anda menembaknya kemudian mereka mati. Tiga orang musuh berdatangan dari kanan, kiri dan depan menuju anda. Anda kemudian menembaknya kemudian mereka mati. 

Begitu seterusnya empat musuh datang dan sampai dua puluh musuh datang. Sampai anda mengatakan ini terlalu banyak, saya sendiri dikepung oleh puluhan musuh bersenjata dan saya sudah tidak bisa mengontrol diri, saya tidak bisa melawan mereka meskipun peralatan saya lengkap berada melekat ditubuh saya, saya kualahan menghadapi mereka, mungkin ini waktunya saya menyerahkan diri kepada mereka.


Dari ilustrasi diatas, kapan pikiran anda relatif tenang? Pada kondisi tidak ada musuh dan anda masih bisa minum air, atau disaat anda sedang sendirian dikepung oleh puluhan musuh? Pasti anda akan mengatakan disaat tidak ada musuh. Benar, pada saat itu pikiran kita masih sangat tenang karena tidak ada tekanan. 

Kita masih bisa melihat keadaan-keadaan disekeliling kita, jika seandainya ketika itu kita berada di hutan, maka kita akan dapat merasakan ketenangan karena tidak ada seseorangpun disana, kita akan dapat mendengarkan kicauan burung di hutan tersebut. 

Tetapi jika kita dikepung oleh berbagai musuh dan kita tidak dapat berkutik, maka pikiran kita tidak akan tenang, kita tidak akan bisa memikirkan apa-apa kecuali menyerahkan diri atau mati. Kita tidak bisa mengontrol diri. We don't have a power.

Begitulah keadaan zaman sekarang. Keadaan dimana pada dasarnnya kita dapat merasakan dan menikmati ketenangan jiwa, tidak ada musuh sama sekali, tidak ada seseorangpun yang mengganggu kita, dan secara tiba-tiba satu persatu orang itu datang menghampiri kita, tidak peduli apakah itu orang baik atau buruk. 

Semakin banyak orang-orang datang secara bersamaan kepada kita tanpa ada tujuan yang jelas, maka kita mempunyai potensi untuk tidak bisa mengontrol diri. Bayangkan anda mendapatkan setiap harinya seratus orang tamu yang datang kerumah anda. Apakah anda kualahan? Pastinya iya. Tapi anda mempunyai potensi untuk tidak menerima mereka dengan cara menutup pintu rumah anda. Di zaman sekarang pintu rumah itu bernama Smartphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun