Mohon tunggu...
Muarrifuzzulfa
Muarrifuzzulfa Mohon Tunggu... Perawat - Pekerja profesional di rumah sakit Jerman

Kesederhanaan. Suka membaca buku, mendengar, bertukar pikiran dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbicara dengan Musim Gugur

28 November 2023   15:15 Diperbarui: 29 Juni 2024   13:48 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
For pribadi : Musim Gugur

Berbicara Dengan Musim Gugur 

       

Setelah beberapa tahun mengalami musim gugur di Jerman, baru kali ini saya merenung dan menanyakan apa yang dapat dipelajari dari musim gugur ini. Musim gugur adalah musim yang datang setelah musim panas. Musim ini ditandai dengan menguningnya dedaunan dan udara yang mulai dingin. Kemudian mulailah satu-persatu dedaunan jatuh ketanah. Jalan-jalan di penuhi dengan dedauan yang berwarna kuning. Angin mulai menghembus tidak beraturan menerjang dedauan yang berada di jalanan.

Pikiran kita terbagi menjadi dua kondisi, yaitu kesadaran dan ketidaksadaran. Beberapa tahun ini pikiran saya berada dalam ketidaksadaran ketika mengalami musim gugur sehingga tidak pernah menanyakan apa yang dapat dipelajari dari musim ini. Kesadaran saya berbicara bahwa datangnya musim gugur adalah pertanda akan datangnya musim dingin. Dalam pikiran setiap orang akan berkata bahwa kita harus menyiapkan diri di musim dingin dengan beberapa pakaian yang tebal, sepatu musim dingin dll.

Lalu musim gugur dapat berbicara tentang apa? Ada dua sosok mencolok yang berperan penting dalam musim gugur ini, yaitu pepohonan dan dedaunan. Dua sosok ini mempunyai hubungan yang sangat erat. Pepohonan akan terlihat indah jika dihiasi dengan dedauan. Pada musim panas, yaitu musim sebelum datang musim gugur, pepohonan terlihat seperti sangat bergembira karena mereka ditemani oleh dedaunan yang hijau. Kegembiraan mereka juga berdampak kepada kebahagian manusia. Oleh karenanya banyak manusia yang menikmati dan menyukai pepohonan yang dihiasi oleh dedaunan yang hijau dan rindang.        

Pepohonan dan dedaunan menunjukkan adanya sebuah hubungan yang sangat erat diantara keduannya atau bisa disebut good relationship. Mereka selalu bersama, selalu berkomunikasi, selalu mengerti dan saling tolong menolong. Dari bagian pepohonan, yaitu akar pohon menyalurkan sumber makanan dan air dari tanah yang dibawa melalui batang pohon dan disalurkan kepada dedaunan. Dari dedauanan yang terasupi sumber makanan dan minuman, maka mereka bisa hidup dan menunjukkan eksistensinya dengan berbagai warna daun yang karena eksistensi daun tersebut pepohonan dapat dilihat sebagai hal yang estetik oleh manusia. Good relationship antara pepohonan dan dedaunan adalah hal yang dapat kita pelajari dari mereka.

Trust adalah hal selanjutnya yang dapat kita amati dari hubungan pepohonan dengan dedauan. Disamping mereka memiliki hubungan yang baik, sayangnya di musim gugur ini mereka harus berpisah. Dedaunan akan meninggalkan pepohonan yang mereka sudah beberapa bulan menjalin ikatan bersama. Didalam hubungan yang sangat baik seharunya tidak ada keinginan diantara keduanya yang ingin berpisah, meniggalkan satu sama lain. Sayangnya hal ini harus terjadi. Ini adalah hukum alam. Mereka harus berpisah. Perpisahan bukan berarti The end of life. 

Mereka seakan mempunyai komitmen yang sama bahwa mereka akan bertemu kembali pada suatu saat, yaitu pada musim semi. Hubungan baik mereka akan bersemi kembali pada musim semi. Hal yang menengahi mereka adalah sebuah Trust. Ketika dedaunan mulai berjatuhan seakan-akan mereka akan mengucapkan "kita akan bertemu lagi suatu saat nanti" dan pepohonan pun menjawab "iya, sampai bertemu lagi suatu saat nanti". Hubungan baik mereka diikat dengan sebuah kepercayaan, yaitu bahwa mereka akan bertemu lagi suatu saat.

Dalam kehidupan kita banyak sekali hal-hal yang tidak bisa kita kontrol, seperti halnya hubungan antara pepohonan dan dedauan tersebut. Mereka harus berpisah karena hukum alam mengharuskan mereka berpisah. Begitu juga dalam kehidupan manusia, setiap dari kita pasti memiliki sebuah momen dimana kita memiliki hubungan yang sangat baik dengan seseorang, seperti orang tua, istri atau suami, anak, teman dekat, sahabat, kerabat. Kita bisa mencintai dan sayang terhadap mereka, peduli terhadap mereka tetapi kita tidak bisa mengontrol respon mereka. 

Bisa jadi kita berbuat baik terhadap mereka tetapi mereka malah bertindak sebaliknya terhadapa kita. Apa yang kita bisa lakukan adalah selalu menjadi orang baik, selalu berbuat baik terhadap seseorang dan tanpa harus berhapar sesuatu darinya. Karena berharap itu sendiri adalah suatu sikap kita untuk ingin mengontrol orang lain, sedangkan hukum alam mengatakan bahwa kita tidak bisa mengontrol respon seseorang. Yang hanya bisa kita lakukan adalah building the trust terhadapa mereka agar kita mempunyai hubungan yang baik suatu saat dengan mereka.

Building trust and maintaining relationships are two things we can learn from the autumn season.

                                                                           Stuttgart, 06 November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun