Mohon tunggu...
Muarifin Vin
Muarifin Vin Mohon Tunggu... Guru Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjalanan Negeri

17 Desember 2015   00:09 Diperbarui: 17 Desember 2015   00:09 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan Negeri

 

Nyanyian nyanyian kalbu

Terucap dari luka anak negeri

Luka di musim awal

Saat rumput hijau perlahan mengering

Saat tangisan dipangkuan bunda

dan ulat gerogoti dedaunan muda

Lagu lagu lantang diperdengarkan

Kian keras burung burung terbangun

terbang ke dunia baru

Tempat tinggal kenangan kian kumuh

Ditinggal para putra sejati

Pergi penuh senyuman

dan terbang dalam damai

 

Tunas muda tiada bisa kepakan sayap harapan

Provokasi menyebar

menyatu angin

Nurani terkubur dalam hasutan

Perpecahan meluas

Turun kejalan dengan suara lantang

menuntut segala perubahan

Tapiperubahan apa yang diimpikan

Kekayaankah?

Kesejahteraankah?

Atau lenyapnya ketidakadilan?

Tapi perubahan hanya sebatas angan

selama tikus dan anjing masih berkeliaran

 

Derita mendarah daging

Mawar lenyap harumnya

Keindahan taman luluh lantah terinjak anjing

Dosa-dosa bakar nurani

Hari hari jadi penuh kutukan

Air mata darah orang tersayang

Entah air mata duka atau bahagia

Di kaki gunung mengeram makhluk lapar

Di pantai ikan terdampar

Palawija ditanam

Tanah kian gersang

 

Musim berlalu dalam gejolak

Lautan tragedi tempat berpijak

Bersama melangkah gapai mimpi

Impian leluhur sejak dulu kala

Impian terindah anak negeri

Iringi segala musim

Hingga waktu menutup jagat

 

Jepara, 16 Desember 2015

Muarifin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun