Mohon tunggu...
Muarif Essage
Muarif Essage Mohon Tunggu... Guru - pembaca sastra

lahir di Tegal, 25 Mei 1969. Seorang guru, ia lebih sering membaca karya sastra dan membicarakannya dalam bentuk ulasan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biografi

5 April 2022   07:57 Diperbarui: 5 April 2022   08:03 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BIOGRAFI, 1

Kesalahanku adalah prasangkaku kepadamu

sayap-sayap sekelompok elang yang mendekat merayu

berkepak menemani cakar kakinya yang memburu

lihat, paruhnya yang melengkung itu

siap mencabik-cabik dadamu

tak ada darah tapi sayatan-sayatan kuku

mampu mencabut utuh hatimu

"Jangan berlebih memandang sekitarku

biarkan sekelompok elang itu mendekatku

sudah kusiapkan senjata dengan seribu peluru"

Tapi kesalahanku tetap saja berprasangka kepadamu

inginku kata jadi peneduh kalbu

mauku jadi tangan mendekap jalanmu

selalu saja ada yang mampu buatku mengayunkan ragu

"Bila masih saja berselimut sangsi

mengucur keringat penuhi bara emosi

tak akan ada guna kau tiap waktu bicara

tentang taman katresna yang dipuja-puja

malu lah pada setiap kata

berucap menuliskan sayang yang  tak kenal jeda"

Kesalahanku memang sungguh terlalu

andai ia berkeluh kesah pada setiap angin yang mendesau itu

kupastikan seluruh alam mengejekku

teramat janggal melihat mataku suka diburamkan cemburu

Slawi, 2 April 2022

BIOGRAFI, 2

Pada akhirnya kemarahanku lagi

yang selalu memberi

ribuan anak panah api berlari

melesat membakar ulu hati

kau yang terkena panahku

kau yang terbakar apiku

menancap penuhi sesak di dadamu

bukan kali ini aku berulang menyesali

yang tiada cukup kuucap berkali-kali.

"Bila kau takut aku memilih jalan sendiri", Itu katamu

"Hentikan ketidakwarasanmu".

Kemarahanku tak beralas kalbu

sebab telah kulempar pisau kata-kata itu

sebab telah kucipta luka dan kecewamu

Sajakku bukan catatan kenang-kenangan

yang menyimpanmu dalam sesal tak berkesudahan

aku lah sajak yang gagal meletakkan

kemenangan hati seorang perempuan.

Slawi, 2 April 2022

BIOGRAFI, 3

Semalam aku pulang selepas kita berbincang

pertengkaran itu jadi kerikil berbatu, sayang

tajam kata menyeru

menikam jantung kijangku

Jangan mati, katresnaku

selepas kita bertengkar di malam membiru

aku menggelepar dicabik-cabik rindu

barangkali kau tertawa akhirnya

suruh siapa menghentak suara

lupa api sudah membara

lupa api menghanguskan sukma

aku hitam abu

mengotori ragamu

Slawi, 2 April 2022

BIOGRAFI, 4

Akhirnya  harus kuterima

bukan sebab terpaksa kuhentikan setiap kata

pertengkaran kita tak baik bagi katresna

air di genggam tanganmu

telah jadi peredam kesewenanganku

terlalu dalam kugali lubang sembilu

kau diam  -betapa tahan kau menyayangiku.

Slawi, 2 April 2022

BIOGRAFI, 5

Masih kuturunkan derai kata untukmu

tapi bukan lagi pisau yang menghunus kalbu

atau ribuan anak panah api mencipta sembilu

sesungguhnya sajakku ungkap haru dan malu

pada setiap polah yang tiada mau kalah

pada setiap nafsu yang menggebu tak lelah

Telah kujatuhkan derai-derai doa

jadi rumah sujudku meminta-minta

malam yang kujadikan bunga

antarkan ia ke gerbang katresnaNya

Slawi, 4 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun