Mohon tunggu...
Muarif Essage
Muarif Essage Mohon Tunggu... Guru - pembaca sastra

lahir di Tegal, 25 Mei 1969. Seorang guru, ia lebih sering membaca karya sastra dan membicarakannya dalam bentuk ulasan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Hujan Sepanjang Malam dan Suara Merasa Tenteram

24 Maret 2022   13:38 Diperbarui: 24 Maret 2022   13:47 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

       "Dekatkan yang jauh". Katanya pada setiap rindu yang tak lelah-lelahnya membaca nasib. Tapi ia memang tiada  pernah jauh ketika seorang laki-laki menunggu malam dan esoknya akan terus berkata-kata setiap kali seseorang bertanya kapan akan bertemu.

       "Lekatkan yang berserak". Ucapnya yang kali ini lebih keras dari suara hujan yang tak bosan-bosannya mengadu nasib. Sungguh ia benar-benar dekat dalam darah laki-laki penunggu malam. Seperti hari esok, laki-laki itu pun tak henti-hentinya berkata-kata setiap kali suara hujan bertanya kemana ia menemukan rindunya.

       "Rapatkan yang retak". Seru laki-laki yang  mencium air matanya sendiri. Lalu dari tangannya dikumpulkan yang jauh dan yang berserak hanya untuk yakin betapa yang dekat dan yang lekat selalu bergenggam erat.

Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun