"Dekatkan yang jauh". Katanya pada setiap rindu yang tak lelah-lelahnya membaca nasib. Tapi ia memang tiada  pernah jauh ketika seorang laki-laki menunggu malam dan esoknya akan terus berkata-kata setiap kali seseorang bertanya kapan akan bertemu.
    "Lekatkan yang berserak". Ucapnya yang kali ini lebih keras dari suara hujan yang tak bosan-bosannya mengadu nasib. Sungguh ia benar-benar dekat dalam darah laki-laki penunggu malam. Seperti hari esok, laki-laki itu pun tak henti-hentinya berkata-kata setiap kali suara hujan bertanya kemana ia menemukan rindunya.
    "Rapatkan yang retak". Seru laki-laki yang  mencium air matanya sendiri. Lalu dari tangannya dikumpulkan yang jauh dan yang berserak hanya untuk yakin betapa yang dekat dan yang lekat selalu bergenggam erat.
Januari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H