Louis van Gaal mungkin senang dengan Timber karena beliau adalah pemain yang penurut dengan strateginya, terlebih lagi dia adalah pemain yang begitu handal.
3. Maya Yoshida (Jepang)
Maya Yoshida merupakan pemain matang milik Jepang yang punya pengalaman banyak selama di Liga Jerman dan jadi pilihan penulis jika harus memilih kapten. Dia memang tidak menjaga Morata yang menyebabkan keunggulan awal Spanyol dengan skor 1-0 dan hal tersebut menjadi pemecut bagi Yoshida agar bermain lebih tertib lagi. Alhasil di babak kedua, dia membantu Kiper Jepang bekerja keras menahan manuver cepat para pemain muda Spanyol dan bisa menampilkan block umpan yang baik.
4. Nicolas Otamendi (Argentina)
Lini pertahanan sebelah tengah memang sudah cocok jika diisi oleh pemain senior yang penuh pengalaman, dan Nicolas Otamendi adalah salah satu contoh bagusnya. Meski Argentina lebih menguasai bola, tapi dia tidak lupa untuk mengatur ritme pertahanan dengan baik selama pertandingan. Jumlah pelanggaran yang ia hasilkan cuma dua dan keduanya tidak berbuah kartu kuning, sehingga terlihat kualitas Otamendi sebagai bek yang kokoh dan bersih dalam menuntaskan tugasnya.
Di tambah lagi karena sepertinya nganggur akibat penguasaan bola yang besar dari Argentina, maka Otamendi malah sering menjadi pengoper ketimbang penjegal serangan lawan.
5. Achraf Hakimi (Maroko)
Malam yang cukup menyenangkan bagi Hakimi dan The Atlas Lion untuk mengakhiri pertandingan dengan kemenangan sekaligus mengunci diri sebagai juara grup F. Pada pertandingan tersebut, Hakimi berhasil berkontribusi dengan sebuah assist yang membuat rating-nya cukup tinggi pada situs-situs internet mengenai analisis bola. Ada faktor lain yang membuat Hakimi cukup bagus seperti kekurangan dari Kanada. Contoh kekurangan tim Kanada dalam menghadapi Maroko adalah sempat membuat blunder dan selalu gagal memanfaatkan peluang emas. Hal itulah yang membuat peran pemain Maroko termasuk Hakimi kelihatan santai namun begitu menarik untuk dilihat.
6. Mathew Leckie (Australia)
Perannya memang cuma sebagai pemain sayap pendukung para penyerang, namun siapa sangka Leckie lah yang menjadi penyelamat timnas Australia. Pada menit 60, menyambut umpan pendek nan cepat dari McGree, Mathew Leckie bergerak cepat dan mencetak satu gol lewat satu tendangannya ke gawang Denmark. Skor 1-0 bertahan hingga pertandingan usai, dan hasil tersebut membuat mereka lolos ke fase gugur melawan Argentina.
Secara keseluruhan, Leckie hanya mendapat kesempatan memberikan umpan panjang akurat sekali. Di balik itu, ternyata Leckie adalah pemain yang gesit tapi agresif dengan terlibat duel perebutan bola sebanyak 11 kali.