Euforia mengenai progresif dan kemenangan besar Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16 ini sangat menyita perhatian media pers. Banyak yang memberitakan dari sisi dekat dengan kondisi seperti pemain dan pelatih timnas, bahkan ada yang sampai pendapat pelatih tim lain yang tentunya selalu menampilkan pendapat yang seolah-olah membuat Timnas U-16 berisi pemain-pemain yang sukar --bahkan mustahil- untuk ditaklukkan.Â
Namun, pemberitaan positif pers bisa saja menjadi pedang bermata dua dimana selain bisa menjadi motivasi, bisa juga menjadi sarana untuk berpuas diri dan takabur dari prospek masa depan para anak muda ini.
Ancaman terbesar dari progres mereka menuju pemain profesional sesungguhnya adalah pemberitaan yang berlebih terhadap prestasi yang sudah ditorehkan. Mungkin orang begitu terkesiman dengan prestasi ciamik dua tahun  berturut-turut dengan title juara, namun sekali lagi ada suatu hal yang terlewat dan ini bukanlah maksud untuk menghina pencapaian mereka.Â
Hal yang ingin saya katakan adalah sebagian besar pecinta sepakbola Indonesia harus memiliki sikap tak berpuas diri pada prestasi sebelumnya, namun bagaimana mereka kritis memberikan hal yang diperlukan --dan bukan sekedar menampilkan hal terlewat semata dari prestasi Timnas Indonesia U-16.
Seluruh jajaran inti Timnas U-16 perlu belajar dari apa yang ditorehkan timnas senior dan apa yang menyebabkan mereka gagal. Timnas pada medio 2000-an memanglah tim yang begitu buas dan menakutkan, bahkan Filipina pun menjadi lumbung gol mereka dulu.Â
Namun justru timnas senior Indonesia sudah "tercemar" oleh berbagai naturalisasi dan ketergantungan pemain tua. Hasilnya adalah empat pertandingan terakhir timnas senior Indonesia sebagai berikut :
1. Yordania 4-1 Indonesia
2. Indonesia 6-0 Vanuatu
3. Indonesia 2-3 Malaysia
4. Indonesia 0-3 Thailand
Dari empat pertandingan tersebut, saya sendiri bisa menilai bahwa prestasi timnas senior cuma seantero kepulauan pasifik. Dunia Timur Tengah memang belumlah standar dengan kondisi dan gaya permainan timnas senior saat ini --sama halnya jika dibandingkan pula dengan timnas-timnas di Asia Timur.Â