Mohon tunggu...
Muammar Qadafi Mustari
Muammar Qadafi Mustari Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dosen

always the best

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.4

23 Juli 2023   22:00 Diperbarui: 24 Juli 2023   08:26 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan kali ini saya akan menulis mengenai jurnal refleksi dwi mingguan modul 1.4 tentang Budaya Positif. Jurnal refleksi dwi mingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan sesuai dengan pengalaman saya dalam proses pendidikan guru penggerak Angkatan ke-8. Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak. Dan ini sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh para CGP (Calon Guru Penggerak) untuk membuatnya.

Jadi, kali ini saya akan menulis mengenai refleksi saya mengenai kegiatan-kegiatan pelatihan yang sudah kami lalui, khususnya pada modul 1.4 tentang Budaya Positif. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 4F (1. Fact; 2. Feeling; 3. Findings; dan 4. Future),

1. Facts (Peristiwa)
Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional -- Ki Hadjar Dewantara, modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, dan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Saya beserta CGP Angkatan 8 mulai mempelajari modul 1.4 tentang Budaya Positif, secara daring menggunakan LMS Pendidikan Guru Penggerak, kegiatan ini menggunakan alur yang disebut dengan alur MERDEKA yaitu:
(1) Mulai dari diri

Saya mulai mempelajari modul 1.4. dengan membuka tautan mulai dari diri. Di sini saya mendapat tugas untuk menjawab empat pertanyaan, yakni 1) pentingnya menciptakan suasana positif di lingkungan; 2) bagaimana saya menciptakan suasana positif di lingkungan saya; 3) hubungan antara menciptakan suasana positif dengan proses pembelajaran yang berpihak kepada murid; 4) penerapan disiplin saat ini di sekolah saya, apakah sudah diterapkan dengan efektif, bila belum, apa yang masih perlu diperbaiki dan dikembangkan. Selain empat pertanyaan itu, saya juga menjawab pertanyaan yang isinya tentang refleksi diri, harapan untuk diri sendiri, harapan kepada siswa, dan ekspektasi.
(2) Eksplorasi konsep

Di bagian eksplorasi konsep, saya belajar enam materi esensial di modul 1.4. Budaya Positif. Enam materi itu adalah:
a. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh pihak dalam menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk bertanggung jawab dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.

b. Teori Motivasi, Hukuman, Penghargaan dan Restitusi

Bahwa sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam menerapkan motivasi termasuk didalamnya penghargaan dan hukuman. Motivasi instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun karena sifatnya lestari.
c. Keyakinan Kelas

Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan penuh kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan keyakinan yang dibuat.
d. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan diterima, kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika kelima kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik.
e. Restitusi - Lima Posisi Kontrol

Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau dan manajer. Dari kelima posisi kontrol guru posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri sebagai teman dan pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.
f. Restitusi - Segitiga Restitusi

Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam penerapan budaya positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity), validasi Tindakan yang salah (validation of unbehaviour), dan menanyakan keyakinan (seek the belief).

(3) Ruang kolaborasi
Ruang kolaborasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok, dan yang kedua adalah bagian presentasi hasil diskusi kelompok. Semua itu dilakukan melalui GMeet yang dipandu oleh fasilitator yaitu Pak Ilyas Kala Lembang.

(4) Demonstrasi kontektual
Di bagian Demontrasi kontekstual ini, saya mendapatkan tugas membuat dua skenario penerapan segitiga restitusi. Setelah scenario dibuat, saya membuat video penerapan segitiga restitusi  bersama siswa.
(5) Elaborasi pemahaman
Di bagian ini, saya ditugaskan untuk memberikan pertanyaan yang dapat menguatkan pemahaman saya tentang isi modul 1.4. Budaya Positif. Saya juga melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui Gmeet pada tanggal 13 Juli 2023

(6) Koneksi antar materi
Bagian ini adalah pengaitan antar materi yang sudah saya pelajari mulai dari modul 1.1, 1.2, 1.3, dan 1.4. Tugas di bagian ini adalah menjelaskan pemahaman saya tentang konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Saya juga diminta untuk menjelaskan hal yang menarik dan di luar dugaan saya.
(7) Aksi nyata

Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 1.4. yang diterapkan secara nyata. Di aksi nyata ini saya akan melaksanakan Sosialisasi Penerapan budaya Positif di Sekolah. Selain melakukan kegiatan sesuai alur M-E-R-D-E-K-A, pada hari Rabu, 21 Desember 2022 saya mengerjakan post test modul 1.4.

2. Feelings (Perasaan)
Selama pembelajaran berlangsung, saya merasa senang dan tertarik karena materinya sangat bagus dan dekat sekali dengan tugas saya sebagai seorang guru. dan dengan berdiskusi kelompok, saya juga semakin paham mengenai materi budaya positif. Saya merasa semakin termotivasi untuk memperbaiki diri sesuai dengan nilai-nilai budaya positif di sekolah karena ternyata selama ini masih banyak kekurangan dalam menangani permasalahan yang dialami peserta didik.
3. Findings (Pembelajaran)

Setelah mempelajari modul 1.4 saya banyak belajar untuk memahami konsep-konsep mengenai disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Semua harus dipelajari dan dipahami secara holistik agar benar-benar dapat merealisasikannya dengan baik.

 Budaya Positif tidak bisa diciptakan oleh satu orang saja. Harus ada Kerjasama dari semua pihak di sekolah termasuk orang tua siswa dan masyarakat. Kerja sama yang baik dari semua unsur akan memudahkan terciptanya budaya positif dan juga terbentuknya Profil Pelajar Pancasila di kalangan murid. Penerapan posisi kontrol juga menjadi perhatian bagi saya, Yang dulu saya memposisikan diri pada posisi control pemantau dan penghukum sekarang belajar berada diposisi control manager dalam penyelesaian permasalahan murid dengan menerapkan segitiga restitusi.

4. Future (Penerapan)
Saya akan berusaha untuk mewujudkan budaya positif dengan mengimplementasikan konsep-konsep mengenai disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Dengan menerapkan hal ini, diharapkan ke depannya akan dapat membangun kerjasama dan kolaborasi dengan seluruh warga sekolah dan pihak terkait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun