Mohon tunggu...
Muammar Irsyad Kadir
Muammar Irsyad Kadir Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

(maha) siswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tak Memerlukan Obat, Inilah Pengobatan yang Memanfaatkan Teknologi dan Keterampilan

10 Agustus 2018   07:57 Diperbarui: 10 Agustus 2018   08:18 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: flexfreeclinic.com)

Komite PTK memiliki indikator penilaian yaitu, karakteristik teknis, keamanan, efikasi, efektivitas, aspek ekonomi, aspek sosial, etika, legal, politis, dan agama. Jika, teknologi kesehatan tersebut memenuhi indikator penilaian PTK, maka teknologi tersebut dinilai dapat digunakan sebagai alat kesehatan, dan dapat mencapat tujuan SDGs tadi.

Pengembangan Produsen Dalam Negeri

Solusi alternatif kedua adalah negara harus mulai mengembangkan produsen teknologi kesehatan di Indonesia. Hal itu dikarenakan, jenis penyakit yang berkembang akan semakin banyak dan akan membutuhkan pengobatan yang lebih spesifik. 

Namun, jika negara tetap memanfaatkan produsen luar negeri, maka anggaran tersebut akan semakin menipis, maka akan tidak mungkin jika Indonesia akan semakin jauh dari target SDGs di bidang kesehatan. "Apakah Indonesia mampu memproduksi teknologi kesehatan?"

Tentu saja bisa, hal itu terlihat dengan produsen mobil yang mulai bermunculan di Indonesia, dan tak hanya itu produsen teknologi kesehatan pun mulai berkembang. 

Kekhawatiran boleh saja ada, tapi kita harus berani mengambil langkah untuk maju ke depan. Saat ini, Indonesia telah memiliki pemuda-pemuda yang sangat luar biasa dalam mengembangkan sebuah teknologi. 

Dalam mengembangan sebuah teknologi kesehatan, diperlukan pakar-pakar yang hebat dibidang mereka masing-masing. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi lintas profesi dengan melibatkan profesi kesehatan dan profesi bidang teknologi/informatika, untuk mengembangkan teknologi kesehatan sehingga dapat dihasilkan hasil-hasil penelitian relevan yang akan diterapkan di dalam sebuah teknologi. Setelah menghasilkan penelitian ilmiah, selanjutnya melakukan perancangan. 

Di Indonesia telah terdapat berbagai lembaga atau badan pengembangan teknologi, salah satunya yaitu Puspitek (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), yang dirancang untuk mendidik dan melatih penelitian teknologi serta memiliki peratalan dan pelayanan yang lebih lengkap. 

Hal tersebut akan lebih membantu untuk merancang atau memproduksi sebuah teknologi kesehatan yang berdasarkan kepada sebuah penelitian. Sehingga negara tidak perlu lagi terlalu memanfaatkan produsen luar, karena telah dapat mengembangkan teknologi di Indonesia.

Kedua solusi tersebut akan membantu Indonesia untuk tetap dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs), karena tetap dapat memanfaatkan teknologi kesehatan yang berasal dari luar dan dapat mulai mengembangkan teknologi kesehatan sendiri di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun