Mohon tunggu...
Muammar Dhia Syah Putra
Muammar Dhia Syah Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh VSPO (Virtual E-Sport Project) dalam Stereotip Gender dalam Game Kompetitif Online melalui Perspektif Budaya Populer

10 Juni 2024   23:11 Diperbarui: 10 Juni 2024   23:11 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Dunia permainan video telah mengalami transformasi besar dalam beberapa dekade terakhir. Apa yang dahulu dianggap sekadar hiburan semata kini telah berkembang menjadi bentuk kompetisi yang serius dan diakui secara global. Game kompetitif online, yang menjadi cikal bakal e-sports, telah memainkan peran penting dalam evolusi ini. Game kompetitif merujuk pada permainan video yang dirancang untuk mempertemukan pemain-pemain dalam pertandingan yang adil dan terstruktur, dengan tujuan untuk menentukan siapa yang paling terampil dan memiliki strategi terbaik. 

Kemunculan internet dan teknologi jaringan yang lebih canggih memungkinkan para pemain dari seluruh dunia untuk terhubung dan bertanding satu sama lain, tanpa dibatasi oleh lokasi geografis. Ini adalah salah satu faktor kunci yang memicu evolusi game kompetitif online menjadi e-sport. E-sport, atau olahraga elektronik, mengacu pada bentuk kompetisi yang menggunakan video game, di mana pemain profesional atau semi-profesional bertanding dalam turnamen yang disiarkan secara langsung kepada audiens yang luas, baik secara online maupun melalui media penyiaran lainnya.

Di balik kemajuan ini, dunia game kompetitif online dan e-sports masih diwarnai oleh berbagai stereotip gender. Secara historis, permainan video dan e-sport sering dipersepsikan sebagai domain pria, yang menghasilkan hambatan signifikan bagi pemain wanita. Stereotip ini mencakup anggapan bahwa pria lebih unggul dalam keterampilan teknis dan reaksi cepat, sementara wanita dianggap kurang kompeten atau hanya bermain untuk hiburan semata. Akibatnya, pemain wanita sering menghadapi diskriminasi, kurangnya representasi, dan lingkungan yang kurang mendukung (Pramesty,2021).

Dalam lanskap e-sport yang terus berkembang, proyek seperti VSPO (Virtual eSport Project) telah membawa dampak signifikan dalam komunitas game kompetitif online. VSPO adalah proyek eSports virtual generasi berikutnya dari Jepang yang mengumpulkan anggota-anggota wanita yang berfokus dalam game untuk menyebarkanluaskan e-sports. Proyek ini memproduksi berbagai media campuran seperti siaran VTuber, partisipasi dalam turnamen eSports, anime, dan manga. (vspo.jp) 

Vspo Dalam Dunia E-Sports

VSPO memulai proyek yang disebut "0.2 second story" dimulai dengan "Manager 1" merekrut Kaga Sumire, yang kemudian mengundang Kaga Nazuna untuk bergabung. Mereka berdua membentuk tim "Kaga Sisters" atau "Kaga Bersaudara" pada tahun 2018. Tim ini kemudian menjadi cikal bakal dari tim gaming "Lupinus Virtual Games (LVG)". Setelah itu, dibentuklah tim-tim gaming lainnya, yaitu Iris Black Games (IBG) dan Cattleya Regina Games (CRG). Pada 15 Mei 2020, proyek ini berganti nama menjadi "Virtual eSports Project (VSPO!)" dan kini terhitung pada 6 Juli 2024, VSPO telah memiliki 21 anggota dengan 3 anggota terakhir yang memulai debutnya di tahun 2024 yaitu Yano Kuromu, Kokage Tsumugi dan Sendou Yuuhi.

Dari ke-3 anggota tersebut, masing-masing memiliki keahlian di game tertentu sebagaimana Kuromu sangat ahli dalam game 'Overwatch', lalu ada Tsumugi yang ahli dalam game 'Valorant' dan Yuuhi yang ahli dalam game 'League of Legend'. Overwatch dan Valorant termasuk ke dalam genre FPS (First Person Shooter), ini adalah genre permainan video di mana pemain melihat dunia permainan dari perspektif orang pertama (melalui mata karakter yang dikendalikan oleh pemain) dan bertujuan untuk menembak dan mengalahkan musuh dengan senjata api.. Kemudian League of Legend atau LoL merupakan genre game MOBA adalah singkatan dari "Multiplayer Online Battle Arena". Ini adalah genre permainan video yang menekankan kerja sama tim antara beberapa pemain untuk mencapai tujuan tertentu dalam permainan. Biasanya, dalam permainan MOBA, dua tim berlawanan untuk menghancurkan struktur atau basis lawan sambil melindungi basis mereka sendiri.

Stereotip Gender Dalam Game Kompetitif

Di lingkungan masyarakat saat ini, terdapat berbagai jenis stereotip yang masih bertahan, di antaranya adalah stereotip gender yang terus diadopsi. Stereotip gender menggambarkan keyakinan bahwa laki-laki lebih superior daripada perempuan, yang berujung pada ketidakadilan gender. Salah satu contoh ketidakadilan ini terjadi dalam aktivitas bermain game online, yang sering didominasi oleh laki-laki. stereotip gender dalam game kompetitif online dapat tercermin dalam dinamika komunikasi dan interaksi antar pemain. Penelitian yang dilakukan oleh Bangkit Darmawan mengenai game online DOTA 2(salah satu game online sejenis LoL dengan penyedia yang berbeda) menunjukkan bahwa terdapat kompetisi tidak langsung di antara para pemain untuk mendominasi komunikasi dalam komunitas virtual tersebut. Stereotip gender dapat tercermin dalam upaya para pemain untuk menjadi komunikator dominan, di mana pemain yang dipandang memiliki kemampuan yang lebih unggul sering kali dianggap lebih berkuasa dalam interaksi tersebut.

Dalam konteks ini, stereotip gender mungkin tercermin dalam persepsi bahwa pemain laki-laki cenderung dianggap lebih mampu dan berpengaruh dalam komunikasi dan strategi permainan. Hal ini dapat menciptakan ketidakadilan gender dalam komunitas game online, di mana pemain perempuan mungkin dianggap kurang kompeten atau kurang berwenang untuk menjadi pemimpin atau komunikator dominan. Stereotip gender ini dapat mempengaruhi cara para pemain memandang dan berinteraksi satu sama lain dalam lingkungan game kompetitif online, serta dapat memengaruhi distribusi kekuasaan dan otoritas di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun