Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perayaan Natal - Mendaur ulang pemaknaan tradisionalnya

19 Desember 2024   18:30 Diperbarui: 19 Desember 2024   18:26 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Nativity, Fresco by Giotto. c 1305-06 (Britanica.com)

Dalam publikasi terbaru CT (Christianity Today), media Kristiani  yang dibangun oleh Rev. Billy Graham yang sudah mencapai 4.5 juta pembaca di seluruh dunia mengingatkan kembali makna Natal menurut tradisi gereja pendahulu.  Pada edisi November 2024 CT mengupas pemahaman kuno Athanasius, seorang Uskup Mesir, Tokoh Gereja sekitar 1700 tahun yang lalu dan tertuang dalam bukunya yang terkenal - On The Incarnation.  www.christianitytoday.com/2024/11/christmas-story-athanasius-on-the-incarnation-more-than-the-manger/

Tokoh Kristiani yang sangat berpengaruh terhadap pengajaran gereja ini menggugah pandangan akan makna Natal masa kini yang lebih memfokuskan perayaan pada aspek kelahiran manusiawi Yesus.  Pemahaman utuh akan makna Natal tidak terpisah dengan kematian dan kebangkitan Kristus.  Karya ilahi penyelamatan dunia dan pembaharuan ciptaan adalah melalui kelahiran/kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus.  

Kado Natal (beautyholo.com)
Kado Natal (beautyholo.com)
Distorsi perayaan Natal abad modern yang sekular tidak terlepas dari pengaruh jaman yang juga semakin hedonis. Selain itu perayaan Natal juga bersifat universal. Masyarakat yang meyakininya sebagai perayaan agama dan mereka yang menganggapnya sebagai musim liburan keluarga menyambutnya dengan beragam bias kegembiraan duniawi.  Banyak elaborasi yang dipoleskan pada perayaan ini seperti bertukar kado atau hadiah dan juga memasukkan tokoh mistis seperti Santa Claus sebagai elemen penting didalamnya. Komersialisasi perayaan ini juga begitu besar sehingga beragam industri entertainment dibulan ini meraih profit yang luarbiasa.

Menurut sejarah, pada abad kedua terjadi pertentangan mengenai perayaan hari kelahiran atau Natal ditengah masyarakat Kristiani. Sebagian menentang perayaan kelahiran seseorang atau seorang martir dalam hal ini Yesus karena mereka berpandangan bahwa justru kematian atau mati syahid adalah sebagai 'kelahiran' sejati. Para santo dan pahlawan iman dimuliakan saat kematiannya bukan kelahirannya.

Terlepas dari pernak pernik pemahaman dan perayaan Natal yang sudah berlangsung berabad-abad umat perlu lebih dalam menghayati esensi perayaan keagamaan sebagai momentum refektif dan menemukan nilai yang lebih hakiki (spiritual) dari pada mencicipi kesenangan 'pesta' itu sendiri (festival emotion). 

Pandangan kuno Athanasius tentang Natal yang holistis yaitu karya inkarnasi fundamental, tetaplah aktual dan relevan untuk dihayati pada zaman now. Solidaritas Tuhan menjadi manusia melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus demi menyelamatkan manusia berdosa, memperbaharui dunia dan ciptaanNya adalah berita sukacita bagi dunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun