Bermasyarakat di perantauan yang jauh dari kampung halaman, tempat kelahiran dan dibesarkan, akan lebih menyenangkan bila memiliki persaudaraan berasal dari sesama kampung dan etnis.
Biasanya kumpulan keluarga atau paguyuban sesama etnis secara alamiah terbentuk di tanah perantauan. Mereka bersatu saling terkait oleh budaya yang sama.
Dalam wadah ini mereka dapat berinteraksi lebih spontan dan apa adanya karena sudah saling memahami karakter masing-masing.Â
Tidak seperti perkumpulan atau paguyuban lintas budaya yang multi etnis, dimana setiap orang perlu belajar dan menyesuaikan diri dengan keberagaman karakter yang ada. Minimal kepekaan terhadap perbedaan budaya perlu dimiliki anggota agar relasi terpelihara baik.Â
Indonesia yang memiliki ratusan etnis menjadi sebuah rumah besar keluarga yang unik dan khas. Misalnya suku Batak yang merupakan salah satu etnis di kepulauan Nusantara dengan tradisi yang kuat, selalu membentuk paguyuban keluarga di perantauan.Â
Salah satu perkumpulan atau paguyuban yang di sebut Parsahutaon (teman sekampung) hampir dapat dipastikan ada (eksis) disetiap lokasi perantauan mereka di seluruh bagian wilayah Indonesia.
Namun Paguyuban ini memiliki fungsi sosial yang lebih luas dan kontekstual.
Mereka adalah keluarga batak yang hidup dan bermukim diwilayah perantauan yang sama. Misalnya bila mereka bermigrasi di ibukota Jakarta dan mereka menetap pada wilayah RT/RW yang sama maka sebuah perkumpulan/paguyuban atau disebut parsahutaon akan berdiri disitu secara alami. Â Tradisi keluarga Batak tidak bisa lepas dari komunitas Batak.
Dalam tradisi adat Batak kelompok ini perannya dihormati sebagai pendamping keluarga pada upacara adat. Baik momen sukacita maupun dukacita keluarga, kelompok ini wajib dihadirkan. Mereka wajib diundang dan diberi kesempatan khusus untuk memenuhi persyaratan adat.
Paguyuban ini sudah semakin modern pengelolaannya sehingga banyak yang sudah menerapkan tata tertib seperti AD ART dan ada kepengurusan (ketua, sekretaris, bendahara) yang disetujui anggota. Juga membutuhkan pendanaan untuk kebutuhan anggota. Â Oleh karena itu mereka mengumpulkan iuran tahunan untuk kegiatan sosialnya (dengan prinsip dari kita, oleh kita, dan untuk kita).