Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menjadi Pemilih Emosional Atau Rasional - Berbasis Karya Nyata (Evidence Base)

14 Agustus 2023   14:25 Diperbarui: 14 Agustus 2023   14:36 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini masyarakat Indonesia sedang dijejali oleh informasi perpolitikan dalam negeri terkait dengan calon Presiden dan Wakil Presiden. Setiap hari media massa memanfaatkan momentum politik yang akan memasuki Pilpres di tahun 2024. Tiada hari tanpa perbincangan kegiatan politik terkait calon Presiden dan Wakil Presiden. Semua partai pengusung Capres dan Wapresnya bekerja keras mengoptimalkan mesin utama mereka yaitu media massa untuk menarik perhatian dan menggiring publik kepada calonnya.

foto www.cerdika.com
foto www.cerdika.com
Disinilah periode kritis kehidupan politik berbangsa dan bernegara dalam berdemokrasi.  Suatu tahapan penting dan berisiko tinggi bagi keberlanjutan suatu negara khususnya negara Indonesia yang sedang berkembang.  Kedewasaan masyarakat dalam berpartisipasi menentukan calon pemimpin bangsa adalah kunci keberhasilan yang fundamental.  

Tanpa kedewasaan berdemokrasi dalam proses pemilu maka keberlanjutan kehidupan bangsa dan bernegara akan terhambat. Potensi terjadinya stagnasi bahkan kemunduran suatu bangsa sangat mungkin jika tidak ada kedewasaan berdemokrasi.

Analogi kedewasaan pribadi seseorang yang dilihat dari kematangan berpikir dan pengendalian emosi dapat juga dijadikan illustrasi sebuah kedewasaan demokrasi masyarakat. Kematangan dalam menentukan pilihan yang dipengaruhi oleh nalar dan hati nurani jernih merupakan indikator pemilih yang dewasa.  

Masyarakat bukan lagi seperti anak-anak yang labil dan mudah diiming-iming atau dimanipulasi emosinya agar menuruti kemauan pihak lain yang mempengaruhinya. Tetapi masyarakat saat ini sudah mulai mampu mengolah informasi siapa yang akan menjadi pemimpin bangsa berdasarkan pertimbangan rasional dan bukan emosional.  

pemilih foto www.grid.id
pemilih foto www.grid.id

Dalam hal ini peran Media massa amat penting yaitu mendewasakan masyarakat.  Pihak media dan lembaga terkait perlu mengedepankan peran idealismenya dalam mencerdaskan bangsa. Antara lain adalah mendewasakan masyarakat dalam berpartisipasi saat menentukan pilihannya.  

Suatu masyarakat yang secara rasional mempertimbangkan dan memutuskan pemimpin bangsa.   Oleh karena itu narasi manipulatif dan subyektif yang menyasar pada emosi masyarakat seperti menstimulasi sentimen ras dan agama adalah justru mengacaukan proses  kedewasaan masyarakat. Partai politik dengan perangkat medianya sebagai mesin pemenangannya akan dipandang sebagai penghianat bangsa yang beradab jika mempermainkan emosi masyarakat.  

 Tetapi Partai politik yang berwibawa dan dihormati adalah mereka yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan masyarakat.  Dan narasi yang dilemparkannya adalah catatan dan pembeberan fakta atau bukti sebuah karya dari calon pemimpin yang diusungnya.   Masyarakat diajak mempertimbangkan semua prestasi yang telah dibuktikan oleh calon yang diusungnya.  Apapun karya dan prestasi yang pernah dicapainya dalam pengalaman hidup sebagai seorang pemimpin merupakan basis pertimbangan rasional masyarakat. 

prestasi www.cbsnews.com
prestasi www.cbsnews.com

Prinsip kejujuran dari sebuah narasi sangatlah penting saat ini karena masyarakat yang berhati nurani jernih akan mudah membedakan mana info yang tulus dan bulus.  Kedewasaan masyaarakat sudah semakin bertumbuh dan tidak akan mudah lagi diombang-ambingkan narasi manipulatif.  Terlebih pemilih mayoritas pemuda yang jauh lebih cerdas dan cermat dalam memilah informasi tulus dan bulus. Oleh karena itu narasi yang berlandaskan bukti/fakta karya dan prestasi (evidence base) seorang calon pemimpin bangsa sangat dinantikan dalam menyambut Pilpres 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun