rumah tangga. Â Misalnya, memasak makanan keluarga, adalah salah satu pekerjaan harian yang memiliki siklus management (planning, implementing, monitoring, dan evaluating).
Merencanakan, Melaksanakan, Memonitor, dan Mengevaluasi adalah proses keseharian yang dikerjakan siapapun dalam keluarga yang mengerjakan pekerjaanWalaupun nampaknya sederhana pekerjaan memasak membutuhkan konsep yang cukup rumit. Â Merencanakan dan memutuskan masakan atau makanan sehari-hari bagi keluarga membutuhkan kreatifitas. Â Variasi makanan yang tersedia bagi keluarga adalah hasil sebuah pikiran kreatifitas anggota keluarga yang bertanggung jawab menyiapkannya. Â Menu keluarga diupayakan tidak monoton.
Perencanaan menu yang menjadi makanan keluarga ditindaklanjuti dengan pembelian bahan makanan ke pasar atau ketempat penjual bahan makanan. Proses pemilihan bahan makananpun menjadi proses yang kreatif baik untuk kualitas dan juga nilai ekonomisnya. Apalagi standar kualitas bahan makanan di pasar tradisional di masyarakat belum ada acuannya. Â Pembelian bahan makanan membutuhkan ketelitian dan kejelian menghindari kekecewaan keluarga. Â Misalnya ikan yang sudah tidak segar lagi, atau daging yang sudah lama diawetkan.Â
Kelengkapan bahan makanan merupakan awal proses pengolahan masakan sesuai selera keluarga. Â Tahapan pengolahan bahan makanan sebelum dimasak juga membutuhkan kreatifitas tinggi. Â Mulai dari proses penyiapan bumbu, membersihkan memotong, dan meramu bahan makanan perlu mempertimbangan waktu dengan cermat. Jika yang disiapkan adalah makanan siang maka minimal dalam 1 jam sebelumnya masakan harus sudah matang dan siap dihidangkan.
Penyajian makanan bagi keluarga sesuai dengan kebutuhan keluarga masing-masing. Â Ada yang disajikan dengan porsi sesuai jumlah keluarga dan hanya untuk jam tertentu saja (makan siang). Â Tetapi ada juga menu yang sama sekaligus dipersiapkan untuk makan malam sehingga porsinya diperbanyak.Â
Feedback kualitas makanan yang disantap keluarga kadangkala langsung terdengar dari anggota keluarga seperti "wuih segar", Â "mantap", "sedap", Â "uh keasinan", Â "pedas banget" dlsb. Â Jika tidak terdengar komen mereka biasanya dapat terlihat dari sisa makanan di piring. Â Jika piring bersih tanpa sisa makanan dapat disimpulkan anggota keluarga menyukainya. Â Tetapi jika tersisa banyak makanan dipiring berarti ada sesuatu yang kurang beres dengan masakan tersebut.
Memperhatikan dan mempertimbangkan feedback tersebut juga merupakan proses monitoring dan evaluasi yang menjadi input perbaikan kualitas masakan keluarga.
Proses diatas adalah unsur managemen kreatif yang sehari-hari terjadi didalam rumah tangga. Bagi keluarga yang tidak memasak tentu ada management yang berbeda namun tetap menerapkan konsep management dasar kreatif. Â
Menyiapkan masakan bagi keluarga sesungguhnya merupakan sebagian kecil dari pekerjaan rumah tangga. Â Ada puluhan pekerjaan rumah tangga lainnya yang juga membutuhkan 'managemen' sama. Â Dalam budaya Asia pekerjaan rumah tangga masih didominasi oleh kaum perempuan atau ibu walaupun sebagian lelaki sudah mulai mengambil bagian dalam urusan memasak. Â Betapa kita patut mengapresiasi kaum perempuan atau para bunda yang sesungguhnya adalah sang manager kreatif alami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H