Masa Pemerintahan Jokowi akan berakhir di 2024. Tentu tongkat kepemimpinan akan berlanjut. Â Suka atau tidak Pemimpin barulah yang akan memegang kendali roda Pemerintahan. Hal ini biasa bagi masyakarat Indonesia ketika menjalani periode peralihan pemerintahan lama ke yang baru. Selama ini proses pergantian kekuasaan berjalan relatif tertib dan aman. Walaupun ada juga drama yang terasa saat peralihan kepemimpinan era Soekarno dan Suharto.Â
Saat ini calon Presiden RI baru sedang marak diusulkan oleh berbagai partai politik. Nama-nama calon sudah mulai disosialisasikan. Dibeberapa jalan strategis terpasang Baliho raksasa dengan foto calon Presiden baru. Rasanya terlalu dini membahas tentang kepemimpinan baru. Namun sebagian masyarakat dan juga pemilik kepentingan politik menangkap waktu dini ini sebagai kesempatan besar mempersiapkan diri.Â
Apalagi bagi pemilik modal besar dan kelompok yang memiliki interes tertentu. Ini menjadi investasi strategis untuk mempengaruhi pikiran warga atau masyarakat agar memilih jagoannya di Pemilu nanti. Sama seperti promosi produk dagangan yang memakai iklan pemasaran merayu pikiran calon konsumen. Â Mereka menebar informasi dan bahan marketing yang menarik dan sensasional. Â
Harapannya warga atau masyarakat yang terus menerus terpapar oleh info melalui misalnya Baliho raksasa atau media publikasi ditempat umum atau khusus akan otomatis terkesan oleh image calon Presiden yang di pajang.  Lambat laun info atau gambar itu lengket dan menoreh kesan di alam pikiran bawah sadar warga. Hingga pada waktunya mereka cenderung akan membuat sebuah keputusan yang sesuai dengan apa yang dirasakan dan dipikirkannya. Pemilih lebih mudah memproses keputusan jika hal-hal yang dimintanya bukan sesuatu yang asing lagi. Apalagi sudah tersimpan dialam bawah sadarnya.Â
Tentu ada banyak lagi cara dan metode untuk mempengaruhi keputusan pemilih.Â
Keragaman dan tingkat kedewasaan pemilih juga berbeda-beda sehingga mereka perlu memetakan target sasaran untuk mengembangkan strategi dan metodenya. Inilah yang dikelola jauh hari oleh lembaga atau partai yang akan berkompetisi.
Selain itu moralitas lembaga atau partai yang berkompetisi juga diuji oleh zaman. Â Gerak gerik partai atau lembaga pengusung calon Presiden sekalipun tak terpantau oleh masyarakat, cepat atau lambat akan melewati api alami moral bangsa yaitu keadilan dan kejujuran.Â
Sejarah perjalanan suatu bangsa secara sadar maupun tidak sadar dituntun oleh kekuatan nurani kolektif rakyat Indonesia yang berkeTuhanan Yang Maha Esa.
Fakta sejarah membeberkan siapapun pihak baik perorangan maupun lembaga yang tidak sejalan atau melawan kekuatan moralitas pasti akan terpental dan terjerambab dalam kehidupannya.