Rusia dalam membela kepentingannya. Demikian pula Pemimpin Ukraina siap bertempur demi mempertahankan kedaulatannya.
Perang adalah keputusan Pemimpin negaraPeperangan yang tidak seimbang antara Rusia dan Ukraina menimbulkan tragedi kemanusiaan yang mengerikan. Selain banyaknya korban akibat hantaman senjata perang, pelanggaran HAM seperti kekerasan seks terhadap kaum perempuan dan penjualan anak juga semakin marak dalam peperangan liar ini.
Banyak negara maju didunia memberikan sangsi kepada Rusia atas agresi militernya. Ada minimal 12 negara mendukung Ukraina. Mereka adalah negara pendiri NATO antara lain Amerika, Inggris, Canada, dan Perancis.
Ditambah lagi puluhan negara anggota NATO lainnya seperti Jerman. Sedangkan posisi Indonesia adalah jelas yaitu tidak memihak siapapun tetapi pernyataan tegas disampaikan agar peperangan dihentikan serta masing-masing harus menghormati kedaulatan suatu negara.
Pertunjukkan persenjataan canggih telah membunuh ribuan manusia dan juga menyengsarakan 15 jutaan kehidupan masyarakat Ukraina yang terpaksa hidup dipengungsian.
Dunia bersedih mengikuti berita penderitaan manusia via medsos dan ratusan kanal komunikasi yang mudah diakses. Demikian pula dewan HAM PBB mendesak agar Rusia menghentikan kejahatan perang dan juga mengajukan tuntutan pelanggaran HAM kepada Komisi Keadilan Independen Internasional.
Selain itu dunia merasakan dampak negatif langsung dari konfik panjang ini baik secara ekonomi dan juga keamaanan dunia yang sedang berupaya bangkit memulai perdagangan internasional pasca Covid19.
Dari peta pergolakan dan ragam negara yang terlibat mendukung konflik ini peran Indonesia menjadi strategis. Kedua negara yang bermusuhan ini adalah sahabat Indonesia. Tetapi apakah otoritas yang dimiliki Jokowi memperdamaikan mereka sedangkan PBB yang memiliki otoritas tertinggi dalam perdamaian dunia tidak digubris oleh Putin.
Disinilah keunikan sekaligus kehebatan Pemimpin Indonesia dalam menyuarakan perdamaian ditengah kebuntuan lembaga tinggi dunia dan nègara mapan didunia mengatasi perang Rusia-Ukraina yang tidak seimbang.
Kepedulian bangsa pada perdamaian adalah kekuatan moral yang melampaui struktur dan prosedur upaya perdamaian yang baku. Sikap kedua negara (Rusia & Ukraina) yang mengakomodasi kunjungan berani mati Jokowi adalah respon positif mereka terhadap perdamaian.
Semoga kedua pemimpin ini tergugah dengan sikap moral bangsa Indonesia yang diwakili oleh Jokowi untuk menghentikan peperangan yang merugikan dunia.