Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mempedulikan Sesama Sama Saja dengan Mempedulikan Diri Sendiri

30 Mei 2022   11:00 Diperbarui: 30 Mei 2022   11:05 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peduli Bersama (foto harvesthousepublishers.com)

Dalam kehidupan bermasyarakat penting sekali warga untuk saling mempedulikan.  Ketika ada warga yang sedang mengalami bencana atau kesulitan hidup maka para tetangga datang memberikan dukungan.  Bukan semata-mata karena kewajiban bertetangga ataupun relasi yang sudah dibangunnya bersama. Tetapi sebagai manusia kita diberikan sifat atau hati yang tidak bisa hidup tanpa mempedulikan sesama.  Sudah hakikat manusia agar hidup berdampingan dengan orang lain bukan seperti cerita Tarzan yang hidup didalam hutan.  

Mempedulikan orang lain adalah kebutuhan mutlak menjadi seorang manusia sejati. Manusia memiliki kapasitas mempedulikan sesamanya sehingga hidupnya menjadi lebih sejahtera dan utuh.  Sama seperti semua ciptaan di bumi yang hakikatnya memberi atau berbagi kepada lingkungan sekitarnya. Pohon bertumbuh memberikan udara segar dan berbuah untuk dinikmati oleh siapapun yang membutuhkannya.  Bunga bermekaran memberikan keindahan atau warna warni lingkungannya. Mereka semua dihadirkan untuk memberikan manfaat bagi dunia. Matahari memberi cahaya yang menghidupkan dan menyehatkan.  

Menolong (foto blog.wecare.id)
Menolong (foto blog.wecare.id)
Ketika manusia mempedulikan sesamanya sesungguhnya di saat yang sama ia sedang menikmati dirinya sebagai manusia. Hal itulah yang membuat peradaban manusia tetap berkelanjutan. Manusia yang mempedulikan sesama adalah orang berbahagia karena membawa harmoni dan kesejahteraan bersama yang menjadi bagian kesejahteraannya sendiri. Sebaliknya manusia akan punah jika tidak memberi manfaat dan memusuhi kehidupan manusia lainnya atau homo homini lupus - manusia menjadi serigala bagi sesamanya.  

Namun tidak semua manusia menyadari hal ini sehingga ada juga manusia yang kurang peduli bahkan menyakiti sesama.  Akibat ulahnya lingkungan tidak harmonis ada kekacauan atau konflik kesejahteraan bersama.  Manusia yang tidak mempedulikan sesama atau menyakiti sesama sama saja dia sedang menyakiti dirinya sendiri. Manusia melawan hakikat dirinya sebagai manusia yang seharusnya bermanfaat kepada lingkungannya.  

Menyendiri (foto www.colourbox.com)
Menyendiri (foto www.colourbox.com)
Manusia yang tidak mempedulikan sesamanya akan hidup terisolasi dan terkotak pada kehidupan menyendiri. Kehidupan ekslusif yang dia bangun sendiri agar bisa tetap bertahan hidup. Tetapi waktulah yang akan menghancurkannya karena memang hal itu bertentangan dengan hakikat kehidupan. Oleh karena itu cepat atau lambat manusia akan berbalik dan kembali kepada hakikatnya yaitu menjadi bermanfaat bagi dunia dan lingkungannya. Jika tidak dia akan terhilang dari kehidupan.

Manusia tidak akan betah hidup dan bertahan didalam konflik atau peperangan.  Mereka justru akan mengalami beban hidup berat akibat ketidaksejahteraan dan suasana kehidupan yang tak harmonis. Seperti kehidupan rumah tangga yang penuh pertengkaran dan konflik bathin saling menyakiti. Tinggal menunggu waktu hancur atau mau berbalik pulih.  

Kompak (foto www.sheleadsdaily.com)
Kompak (foto www.sheleadsdaily.com)
Kehidupan masyarakat yang saling menghargai dan mempedulikan adalah modal bangsa untuk menjadi sejahtera. Tingkat kemapanan ekonomi tidak serta merta membuat sejahtera tetapi kehidupan bathin juga vital.  Suatu kesejahteraan yang utuh.  Dimulai dari dari rumah masing-masing yaitu kehidupan keluarga dan lingkungan RT/RW. Lingkungan RT yang saling peduli adalah modal dasar kesejahteraan Kota. 

Manusia yang mempedulikan orang lain adalah orang yang menikmati hidup sejahtera karena memang dia menjadikan dirinya sejahtera dan bahagia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun