Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup Menyanyi, Mati Menyanyi, di Keabadian Menyanyi

25 Mei 2022   07:45 Diperbarui: 25 Mei 2022   07:56 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya menyanyi di suku Batak banyak dipengaruhi oleh nilai dan kepercayaan Kristiani. Dalam tata ibadah agama Kristen Nyanyian merupakan bagian penting ritual penyembahan dan pengagungan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berdaulat atas kehidupan di dunia dan di kekekalan Sorga.

Sepanjang peristiwa kehidupan masyarakat Batak mulai dari kandungan, kelahiran, masa akil balik, pernikahan sudah ribuan lagu disenandungkan baik secara pribadi, keluarga dan berjemaah.

Demikian pula di momen kematian seseorang. Saat saya menghadiri acara kematian di sebuah gereja etnis Batak suasana dan kehadiran nyanyianpun sangat kuat dan dominan.

Dalam acara kematian nyanyian yang dikumandangkan bernuansa lagu-lagu penghiburan, penguatan, pengagungan akan kuasa Tuhan, dan peringatan bagi mereka yang masih hidup agar selalu bersiap diri menghadapi sebuah akhir kehidupan. 

Pemberangkatan Jenazah Pelayan Gereja (dokpri)
Pemberangkatan Jenazah Pelayan Gereja (dokpri)
Untuk seseorang yang berstatus pekerja atau pelayan gereja dan biasa disebut Penatua ada rangkaian acara khusus selain acara tradisi budaya batak oleh keluarga dan kerabat di Rumah Duka. Jenazah Penatua dibawa ke Gereja.

Acara khusus tersebut adalah ibadah pemberangkatan oleh Pendeta sebagai pimpinan jemaat dan juga teman sepelayanannya semasa hidupnya di Gereja. 

Semua Pelayan Gereja yang masih aktif maupun yang sudah pensiun menghadiri serta memberikan penghormatan terakhir di acara pemberangkatan jenazah.

Demikian pula warga gereja dan seluruh handai taulan serta kerabat keluarga dapat melihat jenazah sebelum peti ditutup dan dibawa ke tempat peristirahatan terakhir. Proses ini berlangsung dengan iringan musik dan lagu pujian.

Dalam kepercayaan dan iman Kristiani didalam kekekalanpun kegiatan menyanyi tetap ada. Mereka yang meninggal dan menerima hidup abadi oleh anugerah Tuhan akan memuji Tuhan di dunia kekekalan.

Pengagungan dan penyembahan kepada Allah Yang Esa Pencipta Langit dan Bumi melalui lagu pujian dan penyembahan melintasi ruang dan waktu hidup, mati, dan kekekalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun