Prakerja gelombang ke 27 yang dimulai sejak Rabu, 20 April 2022 Â akhirnya resmi ditutup sebagaimana dilansir dari akun instagram resminya @prakerja.go.id tanggal 25 April 2022 . Â Peserta yang sudah mendaftar masih akan melengkapi segala administrasi persyaratannya.Â
Pendaftaran ProgramProgram pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja yang terkena PHK, atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil semakin disambut masyarakat.Program Kartu Prakerja telah mencapai 86 juta orang.
Minat dan antusias warga masyarakat semakin tinggi untuk mengikuti program Prakerja apalagi dimasa Pandemi. Hingga April tahun ini menurut Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan total pendaftarProgram inovatif ini berdampak positif menurut laporan kajian ilmiah Lembaga Peneliti Independen Presisi Indonesia yang disampaikan kepada publik melalui webinar "Impact Evaluation of the Kartu Prakerja as Covid-19 Recovery Program" pada 9 Februari 2022  lalu.Â
Event ini juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto sebagai Keynote Speaker dan beberapa perwakilan pejabat tinggi lainnya seperti Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Norimasa Shimomura, Resident Representative of UNDP Indonesia, dan Kanasugi Kenji, Duta Besar Jepang untuk Indonesia.
Dari Tujuh temuan penelitian yang disampaikan oleh peneliti, Widdi Mugijayani  3 poin diantaranya adalah: Meningkatkan kompetisi, produktivitas, daya saing kerja, dan ketrampilan kewirausahaan, Mempengaruhi upah secara positif dan significant, Bermanfaat sebagai bantuan sosial bagi kelompok masyarakat termiskin, beneficiary terbesar program Kartu Kerja.
Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pihak penyelenggara untuk mensosialisasikan program prakerja dan juga pendaftarannya. Semuanya dilakukan dengan berbasis internet sehingga masyarakat mudah mengakses info dan mendaftarkan diri dimanapun mereka tinggal sampai ke pelosok Tanah Air sepanjang koneksi tersedia.
Ditingkat masyarakat berbagai pendampingan dilakukan kepada calon program prakerja. Misalnya di kota Jakarta Pemerintah setempat yaitu pihak kelurahan menggandeng ketua RT/RW serta Lembaga Musyawarah Kelurahan membantu warga untuk mendaftarkan diri lewat aplikasi prakerja.
Hanya saja proses pendampingan tidak berkelanjutan dan koordinator yang ditugaskan hanya mendampingi warga pada gelombang awal saja. Â Misalnya bila warga mendaftar pada gelombang ke 24 lalu dinyatakan lulus sebagai peserta maka tugas Koordinator selesai. Â
Demikian pula bila peserta gagal fungsi Koordinator berakhir. Kemudian warga diminta secara mandiri untuk terus melanjut ke gelombang berikutnya untuk kesempatan baru. Â Disinilah gap yang perlu difasilitasi oleh pemerintah dalam hal ini pihak Kelurahan. Mereka masih perlu petunjuk dan juga arahan teknis sekalipun sudah diberikan digelombang sebelumnya.
Banyak warga berasumsi jika mereka sudah mendaftar dan sesuai ketentuan serta kelengkapan persyaratan administrasi pasti mereka lulus atau diterima. Â Akibatnya mereka tidak siap untuk meneruskan upayanya secara mandiri atau tanpa pendampingan. Â Ada semacam keengganan untuk mendaftarkan kembali ke gelombong berikutnya.Â
Namun bagi generasi milenial tidak bermasalah untuk menindaklanjuti saran koordinator bila mereka tidak lulus. Mereka tetap percaya diri secara mandiri melanjutkan ke gelombang berikutnya. Â Hanya mereka yang gaptek cenderung memutuskan tidak mau melanjut.Â