Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Penghargaan Tukang Sampah dalam Makna Universal Keberkahan Ramadan

27 April 2022   08:30 Diperbarui: 28 April 2022   15:17 1925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tukang Sampah (foto //hijauku.com)

Setiap orang pasti ingin bersih. Baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. Bukankah ketika tubuh kita kotor seperti timbul ketidaknyamanan yang mendorong kita segera mandi dan membersihkan diri. Apalagi jika tubuh mulai mengeluarkan aroma tak sedap.

Ngga enak rasanya jika orang lain atau tetangga mulai menutupi hidungnya dengan gaya halus demi menjaga perasaan kita.  Kadangkala kita juga suka menutupi aroma khusus itu cukup dengan wangi-wangian saja.

Bagi sebagian kecil orang kebersihan bukanlah hal penting. Mungkin kita mempunyai pengalaman dengan tipe teman yang cuek dalam hal kebersihan. Betapa tidak nyamannya kita berada didekatnya. 

Lingkungan bersih (foto www.researchgate.net)
Lingkungan bersih (foto www.researchgate.net)
Lingkungan kita juga memerlukan kebersihan. Bukan karena ada peraturan kebersihan. Melainkan karena kebutuhan. Sama seperti diri pribadi kita yang ingin bersih. 

Tak seorangpun bisa merasa nyaman hidup dalam lingkungan kotor dan penuh sampah bertebaran. 

Kotoran yang bertumpuk di pojok atau sekitar rumah merusak pemandangan. Hal ini kadang membuat keluarga malu jika ada kunjungan tamu dan kerabat. Apalagi jika melihat mereka gelisah dan terusik dengan hembusan angin aroma sampah. 

Masih ingatkah kala hidung kita mencium bau sampah kulit udang atau sisa potongan ikan yang sudah tertumpuk bermalam-malam. Betul sangat menusuk hidung seperti bangkai binatang busuk. 

Masalah sampah adalah masalah sehari-hari. Kita cenderung menganggap hal ini biasa saja. Sesuatu yang rutin dan tak perlu serius didalami. Sudah ada yang mengurusinya yaitu Tukang Sampah. 

Penanganan sampah beragam. Ada yang dikelola secara terpusat dan ada pula yang ditangani berdasarkan lingkungan setempat.

Misalnya, di kompleks perumahan ada pihak manajemen yang mengelolanya. Dan ada pula yang diserahkan kepada kepala lingkungan atau RT/RW setempat.

Mengumpulkan sampah (foto www.brilio.net)
Mengumpulkan sampah (foto www.brilio.net)
Sampah diambil dan diangkut oleh kendaraan khusus, truk sampah, dan ada pula dengan gerobak.

Seperti apapun model pengelolaannya tetap semuanya mengandalkan tukang sampah. Orang yang langsung memungut dan mengumpulkan sampah. 

Mereka adalah petugas yang terbiasa dengan kotoran dan bau-bauan busuk. Pekerja yang tak pernah berkeluh kesah tentang kualitas kejorokkan sampah kita.

Dengan totalitas dirinya setiap hari mereka terjun mengambil sampah apapun yang dibuang orang. Tak ada rasa jijik bertugas mengais dan menguras kotoran dari keranjang, kotak atau bak sampah kita.

Banyak cerita lucu mereka tentang jenis sampah. Mulai dari plastik kotoran pecah ditangannya yang isinya muncrat kemana-mana dan mengenai tubuhnya, hingga pecahan beling dan paku merobek kulitnya. Pampers dewasa busuk dan makanan basi semuanya adalah 'obyek' yang mereka harus pungut.

Sampah (foto www.tvonenews.com)
Sampah (foto www.tvonenews.com)
Tak ada istilah kapok menghadapi ragam kotoran sampah apapun juga.

Di sisi lain ada kegembiraan mereka juga ketika bisa mengumpulkan botol aqua, kardus, dan barang bekas plastik untuk dijual sekedar tambahan uang makan dan minuman mereka.

Banyak pula ibu-ibu bersimpati memberikan minuman dan snack kepada mereka saat mengangkut sampah. Ada pula yang memberikan uang untuk rokoknya. 

Sesungguhnya pekerjaan tukang sampah berisiko tinggi bagi kesehatannya. Mereka rentan terluka dan terinfeksi oleh limbah-limbah yang sembarangan dibuang termasuk zat kimia, sisa racun tikus, obat-obatan kadaluarsa, pecahan kaca atau gelas, rongsokan perabotan, dan sampah sisa bangunan. 

Masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya memisahkan jenis sampah organik dan non-organik.

Tempat sampah (foto dlh.binjaikota.go.id)
Tempat sampah (foto dlh.binjaikota.go.id)
Tukang sampah selalu giat sekalipun pekerjaannya menuntut fisik yang kuat dan keras. Dan kinerja mereka berdampak langsung pada kenyamanan hidup kita, Lingkungan bersih. Merekalah Pahlawan lingkungan yang gigih namun terabaikan perannya.

Kini saatnya kita mengapresiasi pengabdian mereka walaupun mereka tidak menuntutnya. Dibulan Ramadan yang penuh keberkahan ini menjadi kesempatan kita berbagi peduli kepada mereka dan keluarganya. Sekaligus juga mengajarkan anak-anak kita menghormati mereka yang bekerja keras bagi lingkungan kita.

Seluruh warga masyarakat dapat berpartisipasi tanpa memandang agama dan keyakinannya. Menyampaikan penghormatan dan terimakasih kepada Pahlawan lingkungan. Memberikan ungkapan apresiasi yang relevan dengan keperluan keluarganya. Menyiapkan bingkisan parcel atau hampers Lebaran kepada mereka untuk merayakan Idul Fitri. Serta menyampaikan salam khusus kepada keluarganya yang telah mendukungnya bekerja memelihara Lingkungan hidup.

Bagi mereka yang menjani puasa tentu kegiatan ini menjadi perwujudan amal kebaikan yang indah di bulan penuh keberkahan dan kedermawanan. Sebagai bagian dari Tebar Hikmah Ramadan (THR).

Berbagi (foto www.jawapos.com)
Berbagi (foto www.jawapos.com)

Sungguh sebuah pemaknaan Ramadan universal. Kebahagian istimewa berbagi peduli kepada sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun