Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintahan Jokowi dalam Perspektif Pemain Gitar Alami

8 April 2022   19:00 Diperbarui: 8 April 2022   19:04 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertunjukan Musik (foto voi.id)

Bedanya pemain gitar alami dengan sekolahan terlihat saat mengiringi sebuah lagu. Gitaris alami dapat mengiringi lagu apa saja tanpa harus melihat kertas musik atau partitur.  Dia mampu menyesuaikan diri mengikuti keutuhan harmoni musik dan lagu.  Pendengaran dan feeling menjadi andalannya. Sedangkan gitaris sekolahan mengandalkan notasi atau membaca notasi lagu.  

Pendengaran dan feeling gitaris alami merupakan indera utama mengikuti harmoni suatu nyanyian dan iringan musik. Jika alunan musik dan nyanyian tidak harmonis seperti lantunan sumbang dia segera merasakannya.  Pemusik alami segera bisa menyesuaikan irama dan nyanyian kembali ke dalam sebuah harmoni. 

Pertunjukan Musik (foto voi.id)
Pertunjukan Musik (foto voi.id)
Kadangkala nada sumbang yang terjadi karena tidak presisi saat memainkan gitarnya dapat membuat musik tetap enak. Bukan malapetaka atau kecacatan permainan musik.  Berbeda dengan pemusik sekolahan yang mengandalkan partitur musik. Semuanya harus baku dan presisi.  Jika di sebuah orkestra, kesalahan kecil 1 nada saja membuat berantakan keseluruhan. 

Perbedaan yang kontras adalah disaat pertunjukkan musik dadakan atau ada permintaan lagu spontan.  Bagi gitaris alami dia mampu mengikuti dan mengiringi lagu apa saja.  Karena dia mudah beradaptasi mengikuti harmoni nyanyian tersebut dengan pendengaran dan feelingnya.  Gitaris sekolahan tidak siap tanpa ada notasi musiknya.  Walaupun saat ini mulai banyak pemusik sekolahan dapat fleksible mengiringi permintaan lagu dadakan.  Mereka sudah terbiasa dengan ragam lagu-lagu.  

Kehebatan pemusik alami adalah hunch nya.  Semacam firasat yang dapat menebak nada atau irama pada lagu baru yang belum pernah didengarnya. Mereka cepat menyesuaikan musiknya dengan lagu baru. Hal ini sulit ditiru sebagian besar pemusik sekolahan.  

Dengan indera seperti itulah perkembangan Pemerintahan Jokowi dapat juga diamati. Dan sebuah perjalanan bangsa dilihat seperti sebuah harmoni.  Kesesuaian antara iringan musik dan lagu.  Juga ada penyanyi, pendengar, dan pemusik.

Illustrasi gitaris alami (foto mojok.co)
Illustrasi gitaris alami (foto mojok.co)

Pemerintahan Jokowi selama dua periode ini seperti himpunan iringan musik dan lagu yang bernada dinamis. Dalam iringan musik lincah ceria tetapi ada sedikit sumbang dengan nada lengkingan tinggi. Adanya percekcokan politik, rangkaian demo, gesekan sosial ditambah pandemi Covid 19.  

Selama pandemi banyak alunan nada minor dan saat ini mulai transisi ke kunci major.  Seharusnya penyanyi mulai perlahan mendendangkan bagian coda penutup lagu tetapi dia malah mulai berimprovisasi. Ini dilakukannya karena sebagian pendengar meminta untuk melanjutkan nyanyian tersebut.  Lagi pula sudah banyak yang mulai menggoyangkan badannya, berjoget. Namun sebagian lagi seperti sungkan berjoget dan tidak antusias mengikuti lagunya.  Tidak jelas apakah ini kelompok besar atau kecil karena tidak dalam satu kerumunan tetapi terpencar. 

Sebagai gitaris alami siap mengantisipasi penyanyi memasuki ke coda penutup dengan strumming agak lembut.  Hanya saja penyanyi masih memperhatikan permintaan sebagian pendengar sambil berimprovisasi.  Harmoni lagu dan musik dinamis ini perlu dijaga agar tidak sumbang. Improvisasi memang enak tetapi harus tetap dalam harmoni.  

Pemerintah Jokowi yang hampir memasuki dua periode akhir sudah melakukan banyak karya dan pembenahan. Kesinambungannya seperti sebuah lagu dinamis yang penutupannya harus manis juga. Lagu baru dengan penyanyi yang sesuai karakteristik suara dan genre nya kiranya tampil melantunkan harmoni berikutnya sehingga cita-cita Indonesia Raya berlanjut.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun