Mohon tunggu...
Mual P Situmeang
Mual P Situmeang Mohon Tunggu... Relawan - Pekerja Sosial

Spesialis Pelibatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tertegun

28 Maret 2022   20:00 Diperbarui: 28 Maret 2022   20:08 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pasien covid (europeanpharmaceuticalreview.com)

       

     T e r t e g u n

Pilu mencabik nurani insani

menatap jiwa terkulai lunglai

jauh menyendiri di kesunyian hati

merintih letih melawan sepi

Perih tersisih menanti kasih

merindu sapa tak terperi 

jeritan hampa menyesah dada

pilu terpisah belahan jiwa

Berlalu waktu menumpuk sendu

nadi bertalu mengusik kalbu

lemah terpuruk mengharu biru  

terenyuh daku bak saksi bisu

Tergolek raga sukma tiada

tinggalkan derita melepas fana

sendiri pergi sanak tak sua 

berpulang sepi hadap Pencipta

Kala kelabu penuh sembilu

bilakah dikau kan berlalu

biarlah perahu trus melaju 

tertegun daku tatap lakumu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun