Semangat kebersamaan dan keakraban khas masyarakat harus dikembalikan. Â Suasana yang penuh harmoni. Dimana warga spontan ikut bergotong royong dalam kegiatan bersama baik di desa maupun di kota. Warga rela tolong menolong mengatasi kesulitan anggotanya tanpa melihat perbedaan ras dan agama. Â
Mereka berembug bersama menanggulangi masalah keamanan lingkungan. Beronda malam secara bergantian. Dalam lingkungan perumahan kota banyak kegiatan kreatif melibatkan warga mendukung program masyarakat disekitarnya. Â Â
Kini kehangatan relasi mulai suam bahkan ada yang mendingin beku. Interaksi antar warga dan tetangga berkurang. Kegiatan bersama semakin langka. Masing-masing sibuk dengan interestnya sendiri. Kekakuan perlahan mengkristal ditambah lagi dengan kepemimpinan RT dan tokoh setempat melemah. Kepekaan dan kepedulian terhadap kebersamaan hilang. Semangat gotong royong tak terawat lagi.
Polarisasi politik dan aliran agama semakin menjamur di lingkungan RT. Ruang berdiskusi dan bermusyawarah dengan sesama warga semakin sempit. Diperparah lagi oleh ekses negatif kemajuan teknologi dan informasi.Â
Warga masyarakat terhipnotis media sosial, youtube, wadah digital lainnya yang sering dimanfaatkan oleh pemain dan petualang liar. Dengan kepiawaiannya para petualang mendoktrin dan memprovokasi pikiran warga. Â Mereka menjadikan kanal Politik dan Agama sebagai tongkat ampuh menggiring masyarakat ke arah ideologi atau orientasi baru.Â
Relasi masyarakat yang rapuh menjadi lahan subur bagi tumbuhnya radikalisme dan juga gerakan berideologi baru. Ruang ngerumpi bareng dan berinteraksi akrab lenyap. Â Mereka telah kehilangan ruang mendiskusikan info atau isu baru kepada sesama dan lingkungan. Â
Padahal dalam lingkungan relasi erat di masyarakat mampu mendeteksi sikap dan perilaku baru/aneh warga. Secara tidak langsung ada filter komunal berfungsi membentengi warga dari pengaruh provokasi dan doktrin yang menyesatkan.Â
Salah siapakah? Â Tak perlu mencari kambing hitam atas krisis keakraban di masyarakat. Kepemimpinan pada unit terkecil seperti RT perlu segera membenahi diri. Â Memprioritaskan pembangunan rohani masyarakat khususnya mengembalikan keakraban dan kekeluargaan Indonesia.Â
Kepemimpinan yang peka dan peduli terhadap permasalahan relasi di masyarakat diperlukan dan mendesak. Komponen ini harus difasilitasi Pemerintah agar masuk kedalam program pembangunan manusia.Â
Pada tingkat mikro, pengurus RT dan tokoh setempat yang concern akan masalah ini dapat memanfaatkan kearifan lokal. Mereka tidak perlu menciptakan kembali apa yang sudah ada (reinventing the wheel) dalam tradisi budaya Indonesia.Â