Sebelum membahas lebih jauh apa itu panggilan hidup?
Mungkin saya definisikan hal ini dengan cara memberikan contoh, misalnya ada seorang pegawai bekerja setiap hari bahkan sampai terkadang lembur untuk mendapatkan gaji tambahan dari atasannya, tetapi hal tersebut tidak membuatnya menjadikan dirinya orang paling kaya di negaranya.
Contoh lagi, ada seorang dosen yang mengajar sudah lebih dari 10 tahun, tetapi belum mampu menelurkan karya yang fenomenal sehingga dikenal masyarakat dunia.
Dari cerita di atas, terkadang orang resign dari pekerjaannya karena tidak menemukan kenyamanan dan kebahagiaan dalam bekerja bahkan mereka rela hidup mulai dari nol setelah apa yang diperjuangkan dan dirintis selama ini.
Itu dinamakan tidak ada panggilan hati karena ketika seseorang melakukan suatu kegiatan karena panggilan hidup atau hati maka ia akan bekerja melampaui ego, tidak sekedar bekerja untuk uang, tidak hanya bekerja karena ingin dipuji atasan, dan atau tetangga sekitar.
Maka dari itu, hasil karya atau pekerjaan yang ia dapatkan akan berbeda pulan karena dia melakukan dengan keterpanggilan hati nurani.
Panggilan hidup setiap orang berbeda-beda, bisa ditemukan karena kegelisahan, kegagalan bertubi-tubi, kesulitan ekonomi, dan lain sebagainya sehingga bahagia dan suksesnya pun berbeda, sebab terdapat beberapa faktor yang menjadi hijab untuk segera menemukan panggilan hidup.
Terkadang karena faktor tuntutan ekonomi, seorang ayah akan bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam keluarganya.
Seorang anak dituntut untuk menjadi ASN oleh orang tuanya karena hidup akan terjamin sampai ia menjalani masa pensiun, padahal dia ingin menjadi pengusaha.
Seorang Mahasiswa diminta untuk mengambil jurusan teknik dengan alasan pekerjaan yang sudah terjamin suatu hari nanti, dan masih banyak contoh-contoh yang lain.
Maka dari itu Agung Setiyo Wibowo memberikan saran kepada kita agar segera bisa menemukan panggilan hidup dengan beberapa cara : Membaca biografi tokoh dan lain-lain, menulis pengalaman, mendalami spiritualitas, dan mendengarkan kata hati atau intuisi dengan memberikan jeda pada diri setiap harinya minimal 10-15 menit.