Mohon tunggu...
Muallifah S. Madani
Muallifah S. Madani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Writer

Selalu tertarik dengan Stand Up Comedy yang mengangkat isu pendidikan, sosial, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Book

Seberapa Besar Kecerdasan Intelektual Bekerja?

9 Februari 2023   14:30 Diperbarui: 9 Februari 2023   14:34 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku: 99 Jalan Menuju Cerdas Emosi, Sosial dan Spiritual

Penulis : Kaswan

Penerbit: Yrama Widya

Tahun Terbit : Tahun 2021

Kota Terbit : Bandung

Tebal  : 400 Halaman

Saya pernah mengajar beberapa anak di Sekolah Menengah Atas. Setiap anak tentunya memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan dengan keunikan yang berbeda pula. Diantara mereka ada yang memiliki kelambatan untuk memahami pelajaran, terdapat juga yang cepat memahami setiap pelajaran yang belum selesai dijelaskan. Namun, ternyata kemampuan itu tidak menjadi penyebab atau barometer kesuksesan mereka di masa mendatang. Karena setelah saya bertemu kembali dengan mereka saat ini, ternyata saya dibuat terkejut dengan profesi anak didik saya yang memiliki kelambatan dalam memahami pelajaran. Dia menjadi mahasiswa terbaik dan teraktif ketika di bangku kuliah dan saat ini dia menjadi pembisnis souvenir terkenal di kotanya dan omsetnya perbulan sekitar 10 juta.

Cerita di atas, sebenarnya merupakan standart sukses pada umumnya. Karena setiap orang memiliki definisi suksesnya tersendiri. Namun, dari cerita di atas membuat diri saya bertanya-tanya dengan perubahan 180 derajat hidupnya. Dia bisa mematahkan asumsi orang-orang tentang orang bodoh yang sudah melekat pada dirinya sejak dulu. Kemustahilan itu dia buang jauh-jauh dari pikiran dan hatinya.

Setelah saya cukup lama merenungi permasalahan ini akhirnya saya menemukan jawabannya dalam buku tersebut. Untuk meraih kesuksesan ternyata tidak cukup hanya dengan mengandalkan kecerdasan intelektual semata. Namun, juga membutuhkan kecerdasan emosi, sosial dan spiritual. Jika tidak, kita akan gagal. (2)

Kegagalan tidak diciptakan oleh orang lain namun karena sikap kita terhadap diri kita sendiri, orang lain dan keyakinan kepada Tuhan. Faktor kesuksesan disebabkan karena hubungan baik kita secara vertikal dan secara horizontal. Dari sini akan tercipta keseimbangan antara lahir dan batin manusia. Dan langkah-langkah untuk mencapai semua itu disebutkan dalam buku ini melalui 99 cara yang dijelaskan secara detail bagaimana kita dapat memadukan antara kecerdasan emosi, sosial, dan spiritual sehingga mencapai kesuksesan yang hakiki yaitu mencapai puncak kebahagiaan yang sebenarnya.  

Semua ini diperlukan sebuah tekad yang kuat untuk melakukan perubahan, yang mana kita bisa memulainya dengan komitmen yang kuat yang kita mulai dari suatu hal yang kecil secara konsisten setiap hari, karena dengan komitmen yang kita miliki akan mampu membuka pintu menuju pencapaian. Komitmen akan mampu mengubah kegagalan menjadi batu loncatan hingga kita bisa mencapai sasaran-sasaran. (57)

Oleh karena itu, untuk mencapai impian yang telah kita harapkan, perlu sebuah kesabaran selama menjalani prosesnya. "Manusia yang sabar tidak akan kehilangan keberhasilan, walaupun untuk menggapainya membutuhkan waktu yang lama." Tutur Sayyidina Ali Karamallahu wajhah. 

Dari sekian banyak rintangan terbesar yang harus diatasi kita sebagai sang pemimpi dalam perjalanan ini adalah kegagalan, kelelahan dan ketidakpastian mimpi yang masih kita perjuangkan, sehingga terkadang kita akan dihadapi oleh rasa ingin berhenti saja dari perjuangan ini. Tidak sedikit orang yang berhenti memperjuangkan mimpinya karena tidak cukup sabar dalam perjalanan prosesnya. Proses tersebut yang akan menentukan diri kita akan menjadi manusia gagal atau berhasil.

Dalam menjalani proses ini kita akan mengalami kebingungan karena ketidakstabilan fikiran kita yang disebabkan oleh gebrakan perubahan baik secara pemikiran, hati dan sikap kita. Sehingga terkadang mereka yang melihat kita dan memperhatikan tindakan kita mengatakan bahwa, "Perubahan sebagai tanda ketidakkonsistenan, ketidak stabilan, marabahaya dan ketidakamanan. Oleh karena itu, kebanyakan mereka gagal menanggapi perubahan itu, akibatnya, mereka juga gagal melakukan perubahan penting agar hidup mereka lebih bermakna." (376)

Maka dari itu, pentingnya mambaca buku ini untuk mengetahui spesifikasi langkah yang akan kita tempuh untuk mencapai tujuan kita dengan keteguhan dan kekuatan sehingga tidak mengalami kegoyahan pendirian saat tengah berjuang dan buku bacaan ini akan membantu kita untuk menemukan arti kesuksesan yang sebenarnya dan tentunya dengan langkah-langkah yang benar dan tepat sasaran. Sehingga menjadikan diri kita pribadi yang memiliki kecerdasan secara seimbang guna mencapai kesuksesan yang sebenarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun