Kedua, judi membuat seseorang hidup bermalas-malasan dengan alasan tinggal menunggu nasib. Dalam Islam, yang ditekankan adalah ikhtiyar yang maksimal, bukan menunggu nasib dengan bermalas-malasan. Sebagaimana Firman Allah SWT:
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri".
Â
Dalam kitab Al Hikam, Syaikh Ibnu Athoillah menyinggung  maqam ikhtiyar dan maqam tawakkal. Seseorang tidak boleh berada di maqam tawakkal saat dia masih thoma' kepada sesama. Sebaliknya, seseorang boleh mengambil maqom tawakkal jika dirinya sudah teruji untuk tidak lagi bergantung pada sesama.
Ketiga, judi ialah salah satu pintu terbukanya gudang permusuhan antara orang yang mendapat keuntungan dengan orang yang mendapat kerugian. Karena pada hakikatnya, tidak ada manusia yang ingin dirugikan sekalipun kerugian tersebut datang dari akibat perbuatannya sendiri.
Selain ketiga poin tersebut, aktivitas judi memberikan dampak yang signifikan terhadap materi dan psikis pelaku. Fakta di lapangan membuktikan bahwa perbuatan judi online bisa menguntungkan si pelaku hanya di permulaan saja. Selanjutnya, seseorang hanya akan dihampiri berbagai kerugian yang berkepanjangan hingga mengakibatkan terkikisnya materi dan finansial secara perlahan, bahkan sampai habis sekalipun. Dan pada akhirnya, gangguan psikis seperti stres, depresi, sensitif, emosional dan sejenisnya bermunculan sebagai imbas dari krisis perekonomian.
Jika hal tersebut benar-benar terjadi, dampak lebih lanjut adalah timbulnya pertikaian dan perselisihan baik dengan pasangan, keluarga, teman maupun tetangga hingga memicu terganggunya ketertiban di lingkungan masyarakat.
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga setiap hambanya dari perbuatan judi yang merupakan kegemaran syaitan,dan memberi tuntunan agar senantiasa menjauhi segala perbuatan yang bisa mengusik kedamaian pribadi dan orang-orang sekitar.
MUALIF S.Kom.I
Penyuluh Agama Islam kab Cianjur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H