Mohon tunggu...
Muafi Fathi Rizki
Muafi Fathi Rizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar, Berkembang, Cemerlang

Merupakan pribadi yang aktif, menyukai dan mau belajar hal baru serta tertarik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya, seni serta teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaji Lebih Tinggi dan Kesempatan Berkembang: Lulusan Sarjana Pendidikan Pilih Berkarir di Start-Up Edu Tech Ketimbang Guru Honorer

27 Mei 2024   17:04 Diperbarui: 27 Mei 2024   17:32 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Sc: Opportunity India

Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan lanskap pendidikan, lulusan sarjana pendidikan kini dihadapkan pada pilihan karir yang semakin beragam. Satu fenomena yang menonjol adalah semakin banyaknya lulusan yang memilih bekerja di start-up EduTech sebagai tentor atau educator, daripada menjadi guru honorer di sekolah. Apa yang mendasari perubahan tren ini?

Situasi Saat ini

Profesi guru honorer di Indonesia telah lama diwarnai oleh berbagai tantangan, mulai dari gaji yang rendah hingga minimnya kesempatan pengembangan karir. Di sisi lain, Start-up EduTech terus berkembang pesat, menawarkan peluang karir yang menarik dengan gaji kompetitif dan ruang untuk inovasi. Start-up EduTech menyediakan platform yang memadukan teknologi dengan pendidikan, membuka peluang bagi para lulusan pendidikan untuk mengajar dengan cara yang lebih modern dan fleksibel.

Salah satu alasan utama lulusan sarjana pendidikan beralih ke start-up EduTech adalah gaji yang lebih tinggi. Menurut beberapa survei, gaji yang ditawarkan oleh perusahaan EduTech bisa dua hingga tiga kali lipat lebih besar dibandingkan gaji guru honorer. Selain itu, start-up EduTech juga menawarkan kesempatan berkembang yang lebih besar, baik dalam hal keterampilan teknis maupun soft skills. Lulusan pendidikan dapat belajar tentang teknologi pendidikan terbaru, manajemen proyek, hingga pemasaran digital.

Tak hanya itu, bekerja di start-up EduTech memungkinkan lulusan untuk berkontribusi pada inovasi di bidang pendidikan. Mereka bisa terlibat langsung dalam pengembangan kurikulum digital, aplikasi pembelajaran, dan berbagai alat bantu mengajar yang dapat diakses oleh banyak siswa.

Contoh Start-up EduTech di Indonesia

1. Ruangguru

Salah satu perusahaan rintisan bidang teknologi pendidikan yang cukup populer di Indonesia adalah Ruangguru.

Startup yang didirkan oleh Belva Devara dan Irman Usman ini telah menawarkan berbagai pengajaran baik materi sekolah, hingga pengembangan skill. 

2. Zenius Education

Startup edtech selanjutnya adalah Zenius Education. Zenius merupakan salah satu pelopor edtech di Indonesia.

Zenius juga merupakan platform yang memberikan pengajaran dan pelatihan berbagai bidang secara online.

3. Hacktiv8

Selanjutnya yaitu terdapat Hacktiv8. Startup edtech satu ini lebih berfokus pada pengembangan kemampuan di bidang teknolgi melalui bootcamp. Tak hanya itu, Hacktiv8 juga dapat menghubungkanmu dengan perusahaan-perusahaan yang menjalin kerjasama dengannya.

Dan masih banyak lainnya.

Dengan demikian ,perubahan tren ini menunjukkan bahwa industri pendidikan di Indonesia sedang mengalami transformasi signifikan. Lulusan sarjana pendidikan kini memiliki pilihan yang lebih luas untuk mengejar karir yang tidak hanya memberikan kompensasi yang lebih baik, tetapi juga peluang untuk berkembang dan berinovasi. Dengan memilih start-up EduTech, mereka dapat memainkan peran penting dalam masa depan pendidikan, membantu menciptakan solusi pembelajaran yang lebih efektif dan inklusif.

Jadi, untuk kamu calon atau lulusan sarjana pendidikan ingin berkarir kemana kah nanti?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun