Mohon tunggu...
M Nur Muafi
M Nur Muafi Mohon Tunggu... Penulis - Pokemon kecil

Kisah perjalanan panjang menjadi manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Surah Rindu

3 Juni 2020   00:00 Diperbarui: 3 Juni 2020   00:00 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berapa zaman telah menderita,
Semenjak ia pun telah mengusir kita.

Lalu, kita terdampar di ruang sepi.
Tengadah pada langit sepi.
Sepertinya Tuhan tengah menutup diri pada manusia.

Keterbatasan dan ketidak berdayaan, melekat pada diri kita.
untung saja, akal dan hati masih menjadi lilin yang abadi.

dalam kurun waktu yang singkat
Para dedaunan pun akan jatuh dengan tabah
sedang, ranting-ranting telah begitu dekatnya pada cemas yang ranum.

Mungkin, tidak ada pilihan lain.
Selain kita turut berpartisipasi merakit jarum, geer dan waktu yang akan kita lalui
Sama halnya, para pohon-pohon pendahulu.

"Tiada pilihan yang benar, selain kita harus melakukan konfrontasi pada selembar kertas dan sekeping monitor. mengisolasi diri sejenak, memilih diksi atau mungkin saja, kita berdamai dengan angin yang berdatangan memeluk diri kita ".

Segala atas nama-Mu ; harapanku abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun