Mohon tunggu...
M Nur Muafi
M Nur Muafi Mohon Tunggu... Penulis - Pokemon kecil

Kisah perjalanan panjang menjadi manusia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Akulah Angin

19 Februari 2020   11:57 Diperbarui: 19 Februari 2020   11:51 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

terhembus angin lepas
aku terdiam hingga angin menyambutku
disambut pula oleh rumput kering luasnya sabana,  sesosok tubuh lemparkan badan diatas tanah.

perhatikanlah wajah yang resah itu.  

senyumnya merona, di dalamnya menempel koyok disebelah pundak,  punggung dan kaki.

matanya berbinar, lalu dengan sengaja ia berteriak lantang lepas tak ada batas.

sudahlah, duduk sejenak dan sini ku tuangkan kopi lagi...
begitunya suara itu keluar,  akupun terdiam.
dengan apa,
dengan apa,
aku bisa hidup tanpa mencintaimu...
sedang  hanya kau yang ada dalam hati ini,  fikiran ini,  tubuh ini,  ini milikmu.
setiap apa yg aku lihat,  serupa semua itu kamu. wajahmu, senyummu, matamu,  langkahmu, tubuhmu dan itulah namamu dalamnya aku. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun