Ia datang di kenalkan angin
Hinggap, berkenalan, mengakar
Membius diri tanpa sadar
Saat kenikmatan itu hadir menyejukan diri
Diri mengharap lebih
Lebih dalam, lebih dekat
Lalu
Rasa itu pergi pergi begitu saja
Diri ini memohon-mohon
"Kembalilah duhai perasaan"
Tapi ia beranjak pergi terbawa angin
Dingin
Dingin
Meninggalkanku
Meninggalkanku,
Disini,
dan masih disini
Sendiri
sendiri lagi...
Dan aku sendirian
Menangis
Sendirian....
Tiada lagi perasaan,
Kini Hanya angin  malam biasa yang datang menawarkan riuh perkotaan.
tanpa ada perasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H